Jakarta, FORTUNE - Perusahaan modal ventura atau venture capital (VC) East Ventures dan organisasi non-profit untuk amal yang berbasis di Singapura, Temasek Foundation, telah mengumumkan para finalis Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2024. CIIC ini merupakan kompetisi inovasi teknologi iklim terbesar di Indonesia yang pada tahun ini berfokus pada pencarian solusi iklim yang dapat diterapkan di Indonesia berdasarkan tiga trek: transisi energi, pertanian berkelanjutan, dan ekonomi sirkular.
Pendaftaran CIIC 2024 telah ditutup pada 11 Juni lalu dan menerima antusiasme besar dari para inovator seluruh dunia, dengan lebih dari 500 pendaftar dari 50 negara—angka ini merupakan jumlah terbesar sejak program diluncurkan pada 2023.
Para pendaftar telah melalui proses evaluasi ketat dan dinilai secara teliti oleh East Ventures, Temasek Foundation, serta 14 shortlisting committee lainnya, yang terdiri dari para ahli dalam bidangnya, seperti Tri Hadimasyar, Vice President, PLN; Joko Tri Haryanto, President Director, Indonesia Environment Fund; M. Irawan Kusuma, Forest Protection & Prevention Department Head, Triputra Agro Persada; Reza Andhika, Senior Investment Associate, MDI Ventures; Fadel Muhammad, Carbon Project Manager, PT Astra International Tbk; hingga Lesly Goh, Bellagio Center Resident, The Rockefeller Foundation.
Menurut Avina Sugiarto, Partner East Ventures, dalam siaran persnya, keberlanjutan selalu menjadi bagian dari DNA East Ventures, dan mereka berharap dapat melihat solusi inovatif para inovator itu berkembang di Indonesia dan sekitarnya.
"Kami yakin bahwa kegiatan ini menjadi bukti komitmen teguh kami dalam menciptakan dampak positif yang berarti serta berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan," ujarnya.
Berikut adalah finalis Climate Impact Innovations Challenge 2024:
Trek Transisi Energi:
ENWISE (Cina) – Membangun dan mengoperasikan stasiun bioenergi sebagai bahan bakar industri bebas emisi karbon.
Renewable Metals (Australia) – Pemulihan 95 persen litium, nikel, kobalt, tembaga, dan mangan dari baterai lithium-ion dengan biaya 30 persen lebih rendah.
SunGreenH2 (Singapura) – Produksi hidrogen 200 persen dengan elektroliser hemat energi 20 persen lebih tinggi, dengan biaya produksi hidrogen sebesar US$3/kg.
Trek Pertanian Berkelanjutan:
DayaTani (Indonesia) – Meningkatkan mata pencaharian petani kecil melalui pembiayaan input pertanian, praktik pertanian terbaik, dan aplikasi berbasis teknologi untuk meningkatkan hasil panen.
Hydrogen Refinery (UK) – Produksi pupuk berbasis amonia berbiaya rendah melalui elektrolisis plasma limbah, sehingga mengurangi hingga 11 ton emisi GRK per ton pupuk.
JALA Tech (Indonesia) – Memberdayakan industri udang dengan solusi menyeluruh untuk produksi yang optimal, budi daya yang efisien, dan seafood berkualitas tinggi yang dapat dilacak.
Trek Ekonomi Sirkular:
AC Biode (Jepang) – Kemolisis yang dapat dikembangkan dari limbah organik campuran untuk menghasilkan gas sintesis untuk pembangkit energi hijau.
Mushroom Material (Singapura/Selandia Baru) – Menawarkan solusi inovatif yang menggantikan styrofoam dengan alternatif berkelanjutan yang berasal dari jamur.
Parongpong RAW Lab (Indonesia) – Mengubah sampah plastik laut dan jaring hantu (ghost net) melalui pabrik mikro berbasis masyarakat pesisir untuk menghasilkan bahan bangunan berkelanjutan yang berkualitas tinggi.
Dalam beberapa bulan ke depan, para finalis tersebut akan mendapatkan bimbingan dari para pemimpin ekosistem untuk mendapatkan wawasan tentang cara membangun kemitraan, strategi go-to-market dan komersialisasi, serta public speaking.
Mereka semua akan bersaing untuk mengamankan total hadiah Rp10 miliar dan berbagai fasilitas eksklusif lainnya untuk membantu meningkatkan bisnisnya di Indonesia.
Para finalis akan menyampaikan presentasi (pitch) final pada Climate Impact Innovations Challenge 2024 Grand Finale, 6 September 2024, sebagai bagian dari Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta.