Jakarta, FORTUNE - Laju dunia seperti tersendat setelah sistem komputer pada berbagai bisnis dan layanan publik mengalami gangguan. Peristiwa itu terjadi setelah adanya pembaruan gagal dari program keamanan siber yang digunakan secara luas melumpuhkan sistem Microsoft.
CEO Crowdstrike Holdings Inc, George Kurtz, memposting di X pada Jumat (19/7), dikutip oleh Fortune, bahwa kesalahan yang menggagalkan sistem itu telah dikenali. Dia juga mengatakan “perbaikan telah dilakukan,” seraya menambahkan bahwa itu bukan serangan siber.
Masalah itu pun menganggu operasional maskapai penerbangan, perbankan, dan sistem perawatan kesehatan. Hanya beberapa pemadaman terjadi, menurut Fortune, tapi itu saja sudah meneguhkan adanya kerentanan ekonomi modern dan peran sentral perangkat lunak keamanan, yang memiliki akses begitu dalam ke sistem operasi.
“Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Alan Woodward, profesor keamanan siber di Universitas Surrey, kepada Bloomberg News. “Dampak ekonominya akan sangat besar.”
Skala gangguan ini mencerminkan keberlangsungan Windows dari Microsoft, dan adopsi perangkat lunak keamanan CrowdStrike yang cukup besar. Windows dipasang pada lebih dari 70 persen mesin sejagat, menurut StatCounter, dan CrowdStrike adalah pemimpin global dalam perangkat lunak perlindungan perusahaan modern, menurut perkiraan firma riset IDC.
Di antara yang terkena gangguan adalah McDonald's Corp, United Airlines Holdings Inc, dan LSE Group, yang mengaku menghadapi masalah-masalah komunikasi hingga layanan pelanggan.
Bandara-bandara dari Singapura hingga Zurich pun terkena dampak. Otoritas kereta bawah tanah New York menyatakan informasi kedatangan tidak tersedia untuk sebagian besar jalurnya, tetapi layanan tetap beroperasi.
Microsoft menegaskan bahwa mereka “menyadari adanya masalah yang mempengaruhi perangkat Windows karena pembaruan dari platform perangkat lunak pihak ketiga.” Perusahaan itu mengatakan telah memperbaiki kesalahan terpisah yang mempengaruhi aplikasi Microsoft 365, menurut laporan Fortune.
Gangguan pertama muncul di Amerika Serikat (AS) pada Kamis malam, dan kesalahan ditujukan pada kegagalan layanan Microsoft Azure dan 365, paket perangkat lunak perkantoran berbasis internet milik perusahaan.
Masalah yang terkait dengan CrowdStrike kemudian muncul beberapa jam kemudian di Asia dan merembet ke seluruh sistem di Eropa. Ketika perjalanan di AS mulai berlangsung, kereta bawah tanah New York mengatakan bahwa informasi kedatangan tidak tersedia, tetapi kereta dan bus masih berjalan.