Jakarta, FORTUNE- Sejumlah raksasa dalam bidang teknologi mulAI ikut menabuh genderang perang dalam persaingan untuk memasuki ranah Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI).
IBM, Intel, Sony Group, Dell, juga Meta yang lebih muda, serta sekumpulan perusahaan rintisan dan yayasan teknologi mengumumkan 'persekutuan AI' demi menggoyang dominasi OpenAI, Microsoft, Google, dan belakangan Amazon.
"Secara umum, pembicaraan yang telah berlangsung mengenai AI hanya berfokus pada segelintir lembaga saja," ujar Dario Gil, Wakil Presiden Senior IBM, seperti dikutip Fortune.com. "Sebenarnya, medan [pertarungan AI] lebih luas dari itu."
Pembentukan aliansi tersebut seperti melanjutkan perdebatan di kalangan pengembang teknologi mengenai nilai pengembangan AI secara "terbuka" atau "tertutup."
Meski namanya menyiratkan keterbukaan, tapi OpenAI, pencipta ChatGPT, masih merahasiakan formula produknya. Para pengembang hanya dapat mengaksesnya dengan izin dari OpenAI, yang beking terbesarnya adalah Microsoft.
Google, salah satu organisasi terbesar lain di garis depan pertarungan AI, serta Amazon, juga belum membuka formulanya. Semua perusahaan itu berdalih langkah tersebut diambil guna menyelamatkan posisinya dalam kompetisi, serta demi keamanan.
Nah, persekutuan AI yang barusan terbentuk memilih prinsip keterbukaan bagi teknologi AI. Kelompok yang terdiri atas lebih dari 50 organisasi itu memiliki beberapa objektif yang berlaku umum seperti penciptaan kerangka kerja bersama guna mengevaluasi kekuatan algoritma AI, dukungan modal terhadap penelitian AI, dan kolaborasi atas model-model sumber terbuka.
Selain raksasa korporasi dimaksud, peserta lain dalam aliansi itu mencakup AMD dan Cerebras, perusahaan rintisan dalam bidang AI seperti Hugging Face dan Stability AI, serta sejumlah universitas bergengsi semacam Yale, Cornell, dan Dartmouth.