Mesin AI Israel Lavender Digunakan untuk Tandai Target

Robot pembantai berteknologi AI

Mesin AI Israel Lavender Digunakan untuk Tandai Target
ilustrasi israel (unsplash.com/Taylor Brandon)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Tidak dapat dimungkiri bahwa kemajuan teknologi sangat pesat seiring dengan perkembangan zaman. Salah satunya kemunculan teknologi Artificial Intelligence (AI).

Teknologi tersebut mulai banyak digunakan untuk mendukung kehidupan manusia. Bahkan, tidak sedikit pengguna yang merasakan manfaat yang berguna untuk meningkatkan produktivitas sehari-hari

Dibalik kecanggihan teknologi tersebut, ternyata teknologi AI juga digunakan tentara Israel untuk melancarkan serangan ke Gaza, Palestina. Hal tersebut tentu mendatangkan banyak respon dunia.

Pasalnya, mesin AI Israel tersebut telah memakan banyak korban. Lewat teknologi tersebut, tentara Israel bisa menandai targetnya lewat bantuan Artificial Intelligence.

Lantas, seperti apa teknologi AI yang dipakai Israel ini? Simak selengkapnya di bawah ini.

Mesin AI Lavender

Peristiwa penyerangan yang terjadi di Jalur Gaza ternyata disebabkan oleh teknologi AI yang dikembangkan oleh militer Israel. Mesin AI Israel tersebut dikenal dengan nama "Lavender". Mesin tersebut akan melakukan identifikasi target sebelum melakukan serangan.

Dilansir laman Guardian, Lavender dirancang dan dikembangkan oleh badan intelijen elit militer Israel. Bahkan, tim pengembang tersebut sebanding dengan badan intelijen skala internasional. 

Dikutip dari hasil investigasi +972 Magazine, teknologi Lavender ini memegang peran penting dalam peristiwa penyerangan yang belum pernah terjadi pas warga Palestina, terutama pada masa awal peperangan. 

Dalam penggunaannya, mesin tersebut akan melakukan identifikasi sasaran terlebih dahulu sebelum melakukan penyerangan. Pada dasarnya, mesin AI ini dikembangkan untuk menandai anggota Hamas dan Palestinian Islamic Jihad (PIJ), mulai dari anggota yang memiliki pangkat tinggi hingga yang pangkatnya rendah sebagai sasaran pengeboman.

Adanya mesin tersebut juga membawa pengaruh yang besar pada operasi militer yang dilakukan Israel.

Mode penyerangan secara sistematis

Dengan melibatkan teknologi terbaru, mesin AI Israel ini mampu melakukan mode penyerangan secara sistematis. Pasalnya, algoritma Lavender diduga telah disempurnakan dan mengubah parameter pencariannya.

Maka dari itu, mesin tersebut hanya mengidentifikasi target laki-laki dengan tingkat kesalahan diketahui sekitar 10 persen.

Teknologi Lavender ini juga diketahui dikombinasikan dengan teknologi AI yang bernama "The Gospel". 

Jika Lavender menargetkan sasaran dengan memindai orang dan memasukkannya ke database, The Gospel mengidentifikasi bangunan dan strukturnya sebagai markas operasi militer.

Dalam melancarkan serangannya, pihak militer Israel mengincar target saat berada di rumah, terutama pada malam hari dengan alasan target lebih mudah untuk ditemukan saat berada di tempat tinggalnya daripada di markas militer. 

Ketika menargetkan anggota Hamas berpangkat rendah dari identifikasi Lavender, pihak militer Israel banyak mengandalkan rudal tanpa awak yang dapat menghancurkan seluruh gedung. Tidak heran, ada banyak korban berjatuhan dari serangan yang terjadi di Israel.

Telah banyak memakan banyak korban

Selama masa awal peperangan hingga kini, pihak militer Israel banyak mengandalkan Lavender. Sekitar ada sebanyak 37 ribu warga Palestina yang tercatat sebagai target dan tempat tinggalnya dijadikan sasaran utama dalam serangan udara yang diluncurkan pihak militer Israel.

Hampir sebagian target memang laki-laki, tetapi perempuan dan anak-anak ikut menjadi korban yang berada di sekitar area penargetannya. Bahkan, konflik yang semakin memanas enam bulan belakangan ini sudah memakan banyak korban dari berbagai kalangan. Kurang lebih ada 33 ribu warga Palestina yang tewas. 

Itulah informasi mengenai mesin AI Israel yang dikenal dengan sebutan "Lavender". Oleh karena pemakaian teknologi tersebut yang mengancam nyawa, banyak respon dan kecaman oleh warga dunia.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina