Jakarta, FORTUNE - Coldplay menggelar konser perdananya bertajuk ‘Music of the Spheres’ di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Pusat, pada 15 November 2023. Konser akbar tersebut disambut meriah, terbukti kurang lebih 80.000 penonton dari seluruh Indonesia, bahkan dari luar negeri, berbondong-bondong menyaksikan grup musik asal Inggris yang dibentuk tahun 1997 itu.
Tak hanya penampilan dan lagunya yang menjadi daya tarik, panggung acara juga menjadi bagian yang sangat penting. Desain dan penempatan konstruksi panggung yang ideal, perencanaan tata suara hingga tata cahaya juga tak bisa diabaikan agar aksi panggung maksimal.
Selain itu, pemetaan dan pengukuran tata letak yang detail dan akurat dapat membantu penyelenggara untuk perencanaan konser dengan lebih matang dan efisien. Mulai dari efisiensi biaya dan waktu, perencanaan hasil suara dan pertunjukan, hingga keamanan dan keselamatan personil Coldplay hingga para penonton.
Di balik keseluruhan pertunjukan yang sempurna dan konser musik Coldplay berjalan dengan sukses dan megah, ada teknologi Leica Geosystems. Lalu, bagaimana teknologi ini berperan menentukan kesuksesan konser Coldplay di Jakarta?
President Direktur Leica Geosystems Indonesia, Busroni Arief Yanto, mengatakan penonton datang ke GBK tidak sekadar ingin melihat dan mendengar Coldplay bernanyi, tetapi ingin mendapatkan pengalaman dan sensasi konser yang megah dan spektakuler.
"Leica Geosystems menghadirkan solusi pengukuran dan pemetaan yang akurat untuk mendukung persiapan yang matang sehingga acara konser berjalan dengan lancar dan sukses,” ujarnya.
Pemanfaatan Leica Geosystems
Leica Geosystems melalui PT Datascrip sebagai authorized distributor-nya di Indonesia dipercaya melakukan pemetaan dan pengukuran area panggung sebelum konser Coldplay di Jakarta berlangsung. Hal tersebut dilakukan untuk dapat merancang konstruksi panggung konser musik yang presisi dan berstandar internasional.
Adapun solusi yang digunakan untuk mendapatkan data pemetaan dan pengukuran di area SUGBK yaitu dengan perangkat survey engineering dari Leica Geosystems, yaitu Leica MS 50, Leica AP20, dan Leica RTC360.
Leica MS 50 merupakan alat pengukuran total station yang digunakan untuk mengukur jarak, sudut, dan ketinggian suatu tempat secara akurat. Ada pula Leica AP20 merupakan perangkat pengukuran dengan sistem autopole sehingga memudahkan proses menentukan lokasi koordinat di lapangan sesuai dengan rencana desain.
Kemudian Leica RTC360 merupakan scanner 3D portable yang digunakan untuk memindai ukuran area panggung dari berbagai sudut hingga analisis kontur area titik peletakan panggung acara. Ketiga alat ini menghasilkan data pengukuran yang akurat untuk menentukan posisi dan tata letak yang ideal untuk panggung, tata suara, pencahayaan, hingga penonton.
Dengan solusi pengukuran dan pemetaan dari Leica Geosystems ini memberikan manfaat bagi pelaksanaan konser Coldplay. Pertama, menghasilkan tata suara dan cahaya yang memukau. Penonton dapat menikmati suara yang dihasilkan dengan lebih jernih, musik yang lebih harmonis, dan pertunjukan dengan audio dan visual yang spektakuler.
Kedua, efisiensi waktu dan biaya. Sistem pengukuran panggung yang presisi dapat membantu penyelenggara konser untuk menghemat waktu dan biaya. Hal ini karena sistem ini dapat mempercepat proses perencanaan dan pelaksanaan konser.
Ketiga, dari sisi keselamatan dan keamanan. Sistem pengukuran panggung yang presisi dapat membantu penyelenggara konser untuk memastikan keselamatan dan keamanan para penonton dan pekerja konser. Hal ini karena sistem ini dapat membantu untuk mendeteksi potensi bahaya yang ada di panggung.
Business Unit Director PT Datascrip, Fernando Handinata, mengatakan pemanfaatan Leica Geosystems tak hanya bisa berperan untuk konser. "Teknologi ini bisa digunakan untuk perencanaan desain konstruksi dan arsitektur, dokumentasi interior, dokumentasi bangunan bersejarah, industri film hingga perencanaan acara hiburan lainnya," katanya.