Alibaba PHK Puluhan Karyawan di Unit Metaverse

Popularitas metaverse meredup.

Alibaba PHK Puluhan Karyawan di Unit Metaverse
Kantor Pusat Alibaba di Beijing. Alibaba Group Holding Limited adalah perusahaan e-commerce Cina yang didirikan pada tahun 1999 oleh Jack Ma. Shutterstock/testing
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Alibaba, raksasa e-commerce Cina, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap puluhan karyawan di Yuanjing, unit bisnis metaversenya, dalam rangka restrukturisasi organisasi. Melansir South China Morning Post (7.11), langkah ini dilakukan untuk "mengoptimalkan dan meningkatkan efisiensi. Meskipun demikian, Alibaba belum memberikan pernyataan resmi terkait PHK ini dan belum memberikan konfirmasi ke media setempat.

Perusahaan-perusahaan di Cina kerap menyebut pemutusan kerja sebagai "optimasi bisnis" untuk menghindari perhatian publik yang tidak diinginkan. PHK di Yuanjing dilaporkan berdampak pada operasi di Shanghai dan Hangzhou, ibu kota provinsi Zhejiang, yang menjadi basis Alibaba. Menurut laporan AI Jingxuanshe, Yuanjing menerima investasi miliaran yuan dan mempekerjakan beberapa ratus karyawan sebelum adanya PHK.

Meski mengurangi tenaga kerja, unit metaverse Yuanjing akan terus beroperasi dengan fokus pada aplikasi dan alat berbasis metaverse serta menyediakan layanan metaverse kepada pelanggan. 

Didirikan pada 2021, Yuanjing muncul di tengah euforia pasar terhadap konsep metaverse, dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Tencent Holdings, ByteDance, dan Li Auto yang juga berlomba-lomba mendaftarkan merek dagang bertema metaverse mereka pada National Intellectual Property Administration, 

Investasi di sektor metaverse meredup

Langkah Alibaba untuk mengurangi jumlah karyawan di unit metaverse ini mencerminkan tren di mana perusahaan teknologi besar mulai memangkas investasi di sektor metaverse. Banyak yang kini mengalihkan lebih banyak sumber daya ke kecerdasan buatan (AI).

Pada Oktober lalu, induk perusahaan Facebook, Meta Platforms, juga melaporkan PHK pada tim Reality Labs, sementara Baidu telah mengalihkan fokusnya dari metaverse ke AI setelah ChatGPT dari OpenAI diperkenalkan di pasar.

Sebagai bagian dari pengembangan teknologi metaverse, Alibaba memimpin pendanaan senilai 60 juta dolar AS untuk produsen kacamata augmented reality asal Cina, Nreal. Teknologi AR, virtual reality (VR), dan mixed reality dianggap sebagai cara utama masyarakat untuk mengakses platform metaverse di masa mendatang. Yuanjing juga telah mengembangkan sistem operasi berbasis cloud untuk mendukung aplikasi gim video dan industri.

Pemerintah provinsi Zhejiang, tempat kantor pusat Alibaba berada, bahkan meluncurkan rencana pengembangan metaverse pada 2022 dengan target menciptakan industri terkait metaverse bernilai lebih dari 200 miliar yuan (US$28 miliar) pada 2025.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024