Antisipasi ledakan Trafik Data, Jaringan AI Butuh Peningkatan

Pasar jaringan pusat data global US$118,94 miliar 2033.

Antisipasi ledakan Trafik Data, Jaringan AI Butuh Peningkatan
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Shutterstock/Elnur
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Gelombang penggunaan Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligeence (AI) yang semakin luas diperkirakan akan membebani infrastruktur jaringan yang ada. Tidak hanya pusat data dan jaringan listrik yang akan tertekan, kapasitas jaringan di berbagai wilayah juga menghadapi tantangan besar.

Chris Sharp, Chief Technology Officer Digital Realty, mengatakan bahwa pertumbuhan lalu lintas data akibat AI akan sangat besar, terutama dalam lingkungan komunikasi antar mesin. “Jumlah lalu lintas data yang akan dihasilkan oleh AI, terutama dalam lingkungan mesin-ke-mesin, akan sangat besar,” ujarnya, mengutip WWD.com (20/11).

AI tidak hanya membutuhkan lebih banyak data, tetapi juga kecepatan transfer yang lebih tinggi (low latency) dan bandwidth besar untuk mendukung kinerjanya. Hal ini menuntut peningkatan infrastruktur jaringan, termasuk perangkat keras seperti sakelar, router, hingga perangkat lunak keamanan siber.

Menurut laporan Straits Research, pasar jaringan pusat data global yang bernilai US$34,61 miliar saat ini diproyeksikan mencapai US$118,94 miliar pada 2033. Penjualan sakelar pusat data, misalnya, diperkirakan hampir dua kali lipat dalam beberapa tahun mendatang, sementara sakelar back-end khusus AI bisa meningkat hingga empat kali lipat, menurut BNP Paribas.

Mempersiapkan infrastruktur jaringan harus jadi prioritas

Chris Downie, CEO Flexential, menambahkan bahwa jaringan saat ini belum siap menangani lonjakan volume data yang dihasilkan oleh AI. “Ini adalah volume data yang belum pernah dihadapi jaringan transportasi sebelumnya,” katanya.

Tidak hanya perusahaan teknologi besar seperti Nvidia dan Cisco yang bergerak cepat dalam pembaruan jaringan, beberapa perusahaan besar lainnya, termasuk xAI milik Elon Musk, telah mulai membangun infrastruktur AI mereka sendiri. Musk baru-baru ini mengumumkan bahwa xAI membangun superkomputer berbasis 100.000 GPU Nvidia di Memphis, Tennessee.

Sementara itu, CEO Lumen, Kate Johnson, memperkirakan bahwa gelombang berikutnya dalam pengembangan jaringan AI akan melibatkan perusahaan besar yang mulai membangun pusat data privat mereka sendiri.

“Perusahaan besar akan mulai membangun pusat data mereka sendiri dalam beberapa tahun ke depan, daripada sepenuhnya mengandalkan penyedia layanan cloud,” kata Johnson.

Bagi perusahaan yang serius mengintegrasikan AI ke dalam operasional mereka, mempersiapkan infrastruktur jaringan adalah langkah krusial. “Jika ini tidak ditangani sejak awal, jaringan bisa menjadi kelemahan utama mereka di masa depan,” ujar Naveen Chhabra, analis dari Forrester.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Cara Cek Sertifikat Tanah secara Online, Tak Usah Pergi ke BPN
Apa Itu Market Share? Ini Arti, Fungsi, dan Cara Menghitungnya
8 Rekomendasi Smartwatch di Bawah Rp2 Juta, Teknologi Canggih!
7 Rekomendasi Merek Printer Terbaik yang Bagus dan Awet
7 Kota Suhu Terdingin di Indonesia, Capai 9 Derajat Celcius!
Apa itu Support Resistance? Ini Arti, Fungsi, dan Cara Menentukannya