Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%

Tidak semua pengguna setuju kenaikan harga.

Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Canva Magic Studio/Dok. Canva
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Canva, platform Desain populer yang diluncurkan pada 2012 di Australia, mengumumkan kenaikan harga berlangganan "Teams" hingga 300 persen. Kenaikan harga ini mengejutkan beberapa pengguna, terutama karena fitur berbasis Kecerdasan Buatan (AI) disebut sebagai alasan utama di balik keputusan tersebut.

Canva Teams kian digemari karena digadang sebagai solusi all-in-one untuk mengatasi hambatan desain, teknologi berlebihan, dan ketidakefisienan kolaborasi. Sayangnya, Canva menaikkan harga Teams untuk pertama kalinya sejak diluncurkan pada 2020.

Di Amerika Serikat, harga langganan Teams akan melonjak dari US$119,99 per tahun menjadi US$500 per tahun mulai awal Desember. Meski tahun pertama akan diberikan diskon menjadi US$300, harga ini tetap lebih dari dua kali lipat dibandingkan harga saat ini. Pihak Canva mengonfirmasi, harga baru ini berlaku dengan minimal tiga orang per langganan. 

“Canva Teams telah berkembang pesat sejak diluncurkan pada 2020, dengan peningkatan besar dalam kolaborasi tim, manajemen merek, peluncuran Visual Suite, dan investasi kami dalam Magic Studio,” kata juru bicara Canva, melansir Fortune.com pada Jumat (6/9).

Dia menambahkan, harga awal mencerminkan tahap awal produk ini dan Canva sekarang memperbarui harga untuk mencerminkan perkembangan produk yang signifikan.

Pengguna menolak kenaikan harga

Magic Studio sendiri adalah fitur unggulan berbasis AI yang diluncurkan akhir 2023, memungkinkan pengguna membuat gambar, video, presentasi, dan tulisan secara otomatis.

“Ini adalah platform desain AI all-in-one pertama di pasaran,” kata Melanie Perkins, CEO dan salah satu pendiri Canva. 

Namun, tidak semua pengguna menerima kenaikan harga ini dengan baik. Chris Kernaghan, seorang desainer UX, menyebut dalam blognya bahwa kenaikan harga bisa menghalangi tim-tim kecil yang paling merasakan manfaat dari Canva.

“Tim-tim kecil ini telah membantu kesuksesan Canva dengan mempromosikan alat-alatnya dan memperluas jangkauannya melalui word-of-mouth,” tulisnya.

Sebaliknya, beberapa pengguna seperti Jonathan Goldberg, CEO Kimberfire, merasa kenaikan harga tersebut sepadan dengan manfaat yang diberikan, terutama terkait fitur AI.

“Meskipun berdampak pada anggaran kami, nilai yang diberikan Canva, terutama fitur AI-nya, membuatnya tetap berharga sejauh ini,” katanya. Goldberg juga menyebutkan bahwa Canva telah membantu mempercepat proses desain timnya dan memungkinkan tim pemasaran menghasilkan konten profesional dengan lebih cepat. 

Namun, dia menambahkan, dengan kenaikan harga baru ini, penting bagi Canva untuk terus berkembang dan menambahkan fitur yang lebih kuat agar pengguna merasakan fitur yang sesuai dengan biaya tinggi yang dibayarkan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024