Meta Gagal Bangun Pusat Data AI Bertenaga Nuklir

Gagal karena lebah langka.

Meta Gagal Bangun Pusat Data AI Bertenaga Nuklir
CEO Meta, Mark Zuckerberg/Dok. instagram.com/zuck
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Rencana Meta untuk membangun pusat data bertenaga nuklir guna mendukung proyek Kecerdasan Buatan (AI) mereka terpaksa batal. Penyebabnya tidak biasa—kehadiran lebah langka yang ditemukan di lokasi proyek, menurut laporan Financial Times melansir Fortune.com, Kamis (7/11).

Perusahaan teknologi yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg ini sedang merencanakan kerja sama dengan operator pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menyediakan listrik bagi pusat data baru tersebut. Namun, spesies lebah langka yang menghuni lahan proyek menghambat proses tersebut, ungkap Zuckerberg dalam pertemuan perusahaan pekan lalu.

Pusat data baru ini dirancang untuk mendukung berbagai proyek AI Meta yang tengah berkembang pesat. Dalam upayanya mencari sumber daya energi yang bebas karbon, Meta melihat tenaga nuklir sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan energi besar dari teknologi AI, yang jauh lebih tinggi dibandingkan komputasi tradisional.

Saat ini, kebutuhan Meta akan pusat data untuk mendorong pengembangan AI-nya masih belum terpenuhi. "Kebutuhan komputasi kami melebihi kapasitas pusat data yang tersedia saat ini," ungkap CFO Meta, Susan Li dalam earning calls pada Juli lalu. Namun, Meta tak menanggapi lebih jauh perihal kegagalan karena lebah langka tersebut,

Berlomba mengembangkan tenaga nuklir

Tenaga nuklir dianggap sebagai solusi yang lebih berkelanjutan untuk kebutuhan energi besar yang diperlukan pengembang AI, meski masih kurang populer di Amerika Serikat dibandingkan bentuk energi lainnya. Namun, dengan meningkatnya perhatian pada energi netral karbon, tenaga nuklir kembali diminati, termasuk oleh perusahaan teknologi besar lainnya.

Beberapa perusahaan teknologi besar telah memulai proyek serupa, termasuk Microsoft yang menandatangani kesepakatan dengan Constellation Energy untuk mengaktifkan kembali pembangkit listrik Three Mile Island di Pennsylvania. Pembangkit ini sebelumnya ditutup setelah kecelakaan parah pada 1979. Microsoft akan membeli energi dari pembangkit ini selama 20 tahun.

Selain Meta, Amazon juga telah mencoba mengakses energi nuklir, meski proposalnya ditolak oleh Komisi Regulasi Energi Federal. Amazon kini merencanakan investasi di reaktor nuklir modular kecil, sementara Google juga sudah mengamankan reaktor modular melalui kesepakatan dengan Kairos Power.

Meta sendiri telah mengalokasikan dana besar untuk mendukung ambisi AI-nya. Pada kuartal ketiga tahun ini, Zuckerberg mengungkapkan bahwa perusahaan menginvestasikan US$9,2 miliar untuk belanja modal yang mencakup server, pusat data, dan infrastruktur jaringan.

Jika proyek ini tidak mengalami hambatan, Meta akan menjadi perusahaan teknologi besar pertama dengan AI yang bertenaga nuklir, menurut Zuckerberg kepada para karyawan dalam pertemuan internal.

Related Topics

MetaKecerdasan Buatan

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Emas Menguat Setelah Data Inflasi AS Lebih Rendah Dari Ekspektasi
TikTok Diblokir Mulai 19 Januari 2025, Pengguna AS Beralih
WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Openspace Himpun Dana US$165 Juta, Siap Perluas Investasi Startup
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers