Jakarta, FORTUNE - Bitcoin akan mengalami peristiwa halving yang diprediksi bakal terjadi pada April mendatang. Indikasi ini yang menyebabkan reli terhadap harga Bitcoin hingga menembus level tertinggi hingga US$73,797.
Berdasarkan data CoinMarketcap, harga Bitcoin pada Jumat (15/3) siang pukul 13:00 WIB mencapai US$67.502.
Setiap kali halving terjadi, jumlah Bitcoin baru yang diciptakan setiap blok diturunkan menjadi separuhnya. Awalnya, imbalan blok adalah 50 Bitcoin, kemudian pada halving pertama pada 2012 menjadi 25 Bitcoin, dan seterusnya.
Halving ini terjadi setiap 210.000 blok, atau sekitar setiap empat tahun sekali, berdasarkan laju rata-rata blok yang ditambang oleh jaringan. Tujuan dari halving adalah untuk membatasi pasokan Bitcoin yang beredar demi menciptakan efek deflasi dalam jangka panjang
Bitcoin dirancang sejak awal oleh pencipta nama samaran Satoshi Nakamoto memiliki pasokan terbatas sebesar 21 juta token. Sejauh ini, sekitar 19 juta token telah dirilis. Lantas seperti apa fakta dari halving Bitcoin ini?
Berikut rangkumannya:
Hubungan halving dan harga bitcoin
Secara historis, halving Bitcoin telah berdampak signifikan terhadap harga dan dinamika pasar Bitcoin.
Halving diyakini dapat memicu kenaikan harga karena pasokan baru yang lebih sedikit, yang dihadapkan dengan permintaan yang tetap atau meningkat.
Namun, ini juga menjadi momen penting dalam ekonomi Bitcoin, yang dapat mempengaruhi keuntungan para penambang.
Kendati demikian, demikian Reuters, beberapa analis menyatakan tidak ada korelasi pasti antara hubungan pasokan kripto dengan lonjakan harga. Sebab tidak ada transparansi mengenai transaksi kripto terkait pembeli dan penjualnya.
Untuk sentimen tahun ini, lonjakan pasar kripto terdampak positif atas persetujuan Komisi Sekuritas dan Bursa AS pada Januari terhadap ETF spot bitcoin, serta ekspektasi bahwa bank sentral akan memangkas suku bunganya tahun ini.
Sejarah halving bitcoin
Sejauh ini halving Bitcoin telah terjadi tiga kali.
Peristiwa pertama terjadi pada 2012. Sampai saat itu, komunitas Bitcoin tidak tahu bagaimana penurunan imbalan yang tiba-tiba tersebut mampu mempengaruhi harga pasar. Ternyata, harga Bitcoin mulai naik tidak lama setelahnya.
Halving kedua terjadi pada 2016, dan ini menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh para penambang kripto. Sempat terjadi kenaikan sepekan setelah terjadinya halving sebanyak 1,3 persen, dan kembali turun pada pekan berikutnya.
Halving terakhir terjadi pada 11 Mei 2020, dan harga mengalami kenaikan sekitar 12 persen pada minggu berikutnya. Intinya, dampak dari halving Bitcoin memang sulit diprediksi.
Makin sulit menambang bitcoin menjelang halving
Saat ini, tersisa 5.223 blok sebelum peristiwa halving Bitcoin berikutnya, yang akan memangkas hadiah blok penambang dari 6,25 Bitcoin per blok menjadi 3,125 Bitcoin per blok.
Menjelang momen tersebut, menurut BTC.com, lonjakan tingkat kesulitan menambang Bitcoin telah mencapai rekor tertinggi dalam sejarah sebesar 83,95 triliun hash, naik 5,8 persen pada 15 Maret 2024 dari pengukuran sebelumnya sebesar 79,35 triliun, pada 29 Februari.