Jakarta, FORTUNE - Grab melaporkan bahwa laba yang mereka kantongi pada tiga bulan terakhir 2023 mencapai US$11 juta. Padahal pada kuartal ketiga tahun itu, perusahaan masih mengalami kerugian dibandingkan dengan kuartal sama tahun sebelumnya sebesar US$391 juta.
Pendapatan untuk kuartal tersebut juga tumbuh menjadi $653 juta, meningkat 30 persen dari periode yang sama pada 2022.
Laman Fortune melansir, Senin (29/4), bahwa pasar Asia Tenggara menjadi tumpuan Grab dalam memperoleh laba pada akhir 2023. “Mencapai titik impas adalah suatu hal yang dipertaruhkan. Kami mempunyai wilayah yang mempunyai banyak potensi untuk berkembang, jadi kami harus terus mendorong pertumbuhan,” kata Chief Operating Officer Grab, Alex Hungate.
Banyak perusahaan teknologi terpaksa mengencangkan ikat pinggangnya dalam beberapa tahun terakhir. Para pendukung dan investor merana karena kerugian yang terus-menerus dan belanja yang tinggi. Apalagi, tren suku bunga saat ini bertahan tinggi dan lingkungan makroekonomi menjadi lebih sulit.
Grab tidak pernah memperoleh keuntungan dalam kinerja tahunannya. Pada 2023, Grab membukukan kerugian bersih US$485 juta, peningkatan besar dari kerugian sebesar US$1,74 miliar yang dilaporkan pada 2022.
Pertaruhan Grab pada 2024
Kapitalisasi pasar saham perusahaan ini telah tergerus hampir 75 persen, sejak debutnya pada Desember 2021 ketika perusahaan tersebut melantai di Nasdaq.
Pada kuartal pertama 2023, Grab mencapai keuntungan berkat serangkaian langkah pemangkasan biaya yang dilakukannya, mulai dari berhenti melakukan perekrutan, dan memangkas gaji para manajer senior.
Startup ride-hailing ini akan segera menunjukkan apakah mereka mampu memanfaatkan momentum untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan pada 2024. Grab akan melaporkan pendapatannya untuk kuartal pertama 2024 pada 15 Mei.
Sebelumnya, Grab telah berhasil menyingkirkan Uber di pasar Asia Tenggara. Kemudian, mereka akhirnya mengakuisisi aset Uber di Asia Tenggara pada Maret 2018. Sebagai gantinya, Uber mengambil 27,5 persen saham Grab. Perusahaan ini juga didukung oleh Softbank Jepang, Temasek Singapura, dan BlackRock.