Bedanya Daftar IMEI lewat Bea Cukai, Kemenperin, dan Operator Seluler

Pendaftaran IMEI gawai di Indonesia menjadi kewajiban.

Bedanya Daftar IMEI lewat Bea Cukai, Kemenperin, dan Operator Seluler
ilustrasi handphone (pexels.com/Lisa Fotios)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sejak 2020, pemerintah memblokit ponsel tanpa izin berdasar atas nomor IMEI. Oleh karena itu, Anda harus mengecek IMEI ponsel yang akan dibeli.

Pendaftaran international mobile equipment identity atau IMEI dapat dilakukan melalui Direktorat Jenderal atau Ditjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, maupun operator seluler.

Pahami perbedaan dari pendaftaran melalui ketiga pihak tersebut sebelum membeli gawai atau handphone di luar negeri.

1. Daftar IMEI lewat Bea Cukai

Melansir akun Twitter resmi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, registrasi IMEI melalui Bea Cukai hanya berlaku untuk ponsel, laptop, dan tablet sebagai barang bawaan penumpang dan barang kiriman dari luar negeri.

Registrasi IMEI ke Bea Cukai dapat dilakukan melalui tautan https://www.beacukai.go.id/register-imei.html. Batas maksimal ponsel yang dapat masuk ke Indonesia dua unit. Di sejumlah bandara, pendaftaran IMEI dapat dilakukan melalui tautan ecd.beacukai.go.id.

Setelah mendaftar, pemilik gawai akan mendapat QR Code dan dapat menunjukkannya kepada petugas saat tiba di Indonesia. Pemilik gawai pun perlu menyiapkan paspor, boarding pass, dan invoice untuk keperluan pemeriksaan.

"Terus berapa yang harus dibayar buat registrasi IMEI pas kedatangan di Indonesia? Kamu cuma perlu membayar pungutan bea masuk 10 persen, PPN 11 persen, dan PPh 10 persen bagi pemilik NPWP atau 20 persen kalau enggak punya NPWP," tertulis dalam cuitan @beacukaiRI, dikutip pada Kamis (24/11).

Terdapat pembebasan biaya bagi pendaftaran ponsel dengan harga di bawah US$500. Namun, fasilitas pembebasan itu berlaku untuk seluruh barang bawaan penumpang, bukan terbatas hanya untuk ponsel tersebut. Fasilitas pembebasan berlaku hanya jika pendaftaran IMEI di bandara.

Masyarakat dapat tetap mendaftarkan IMEI di Kantor Pelayanan Bea Cukai, tetapi tidak akan memperoleh fasilitas pembebasan barang seharga maksimal US$500.

2. Daftar IMEI via operator seluler

Pendaftaran IMEI melalui operator seluler diperuntukkan bagi warga negara asing (WNA) yang berkunjung ke Indonesia kurang dari 90 hari. Mereka yang akan berada di Indonesia lebih dari 90 hari perlu mendaftarkan IMEI melalui Bea Cukai dan membayar biaya sesuai perhitungan.
 

3. Daftar IMEI lewat Kemenperin

Pendaftaran IMEI pun dapat dilakukan melalui Kemenperin, yakni di tautan imei.kemenperin.go.id. Pendaftaran itu dikhususkan bagi ponsel yang dijual resmi di dalam negeri. Pendaftaran IMEI ponsel yang dibeli di luar negeri harus dilakukan melalui Bea Cukai. 

Jadi, ponsel yang baru datang dari luar negeri lalu didaftarkan lewat Bea Cukai bisa diperiksa pada https://beacukai.go.id/cek-imei.html.

Jika pernah mendaftar dan belum mendapat sinyal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), hubungi sambungan telpon 159.

Related Topics

IMEICara Cek IMEI

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina