Jakarta, FORTUNE - Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, bertemu dengan pengusaha terkemuka asal Amerika Serikat, Bill Gates. Ikut serta dalam pertemuan itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Selain berdiskusi mengenai isu perubahan iklim, kami juga membahas minat Gates Foundation untuk bekerja sama dengan Biofarma dalam alih teknologi pengembangan vaksin mRNA,” kata Erick seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya, Rabu (3/11).
Menurutnya, itu merupakan pengakuan atas kapasitas Bio Farma menghasilkan dan mendistribusikan vaksin COVID-19. Dengan pengalaman perusahaan pelat merah tersebut, program vaksinasi nasional berjalan baik.
"Saya yakin kita akan mampu mendorong produk bioteknologi tanah air semakin berkembang, sehingga kemandirian Kesehatan Indonesia segera terwujud," ujarnya
Indonesia sedang bersaing jadi hub vaksin berbasis mRNA
Untuk saat ini Indonesia tengah bersaing dengan India dan Korea Selatan (Korsel) untuk menjadi hub atau pusat manufaktur vaksin berbasis mRNA di kawasan Asia Pasifik.
Rencana pusat manufaktur vaksin mRNA ini dicetuskan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk sejumlah kawasan dalam rangka menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity dunia. Hingga saat ini WHO telah berencana untuk membuka pusat-pusat produksi dimaksud di beberapa kawasan.
Afrika Selatan menjadi satu-satunya negara yang sudah ditunjuk WHO untuk menjadi hub di kawasan Afrika. Pasalnya, produksi vaksin di kawasan tersebut sangat rendah sehingga percepatan pasokan harus segera dilakukan.
Pembicaraan mengenai rencana kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan WHO terkait hub vaksin telah dilakukan sejak Juli. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. "Pemerintah masih berusaha agar indonesia bisa menjadi negara kedua yang ditunjuk untuk menjadi salah satu hub dunia untuk vaksin mRNA,” kata Budi pada awal Agustus.
Bagaimana kesiapan Bio Farma?
Bio Farma memang telah berpengalaman dalam berbagai program vaksinasi nasional. Khusus dalam vaksinasi Covid-19, Bio Farma punya kapasitas produksi hingga 250 juta dosis per tahun. Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, mengakui bahwa perusahaannya belum berpengalaman memproduksi vaksin berbasis mRNA. “Teknologi mRNA merupakan salah satu platform terbaru dalam dunia vaksin,” katanya dalam wawancara dengan Fortune Indonesia, Kamis (12/8).
Fasilitas produksi vaksin Bio Farma juga masih terbatas. Artinya, jika memang produksi vaksin berbasis mRNA akan dilakukan di sini, perusahaan harus menyiapkan fasilitas baru. Namun, ia mendukung upaya pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai hub vaksin Covid-19.
Dengan pengalaman lebih dari 100 tahun dalam dunia antivirus, Bio Farma merasa tertantang untuk turut menyukseskan agenda tersebut.
“Pemerintah sudah membuat rencana dan jika itu terwujud, Bio Farma siap untuk menjadi hub vaksin di Asia,” ujarnya.