Jakarta, FORTUNE – Penipuan dan pencurian dalam sistem keuangan berbasis teknologi blockchain decentralized finance atau DeFi pada 2021 mencapai US$10,5 miliar. Hal itu diungkapkan dalam sebuah riset yang juga mengungkapkan bahwa ekosistem itu mengalami pertumbuhan yang cepat.
Sebagai informasi DeFi adalah platform tempat pengguna dapat melakukan peminjaman dan penyimpanan instrumen keuangan yang biasanya berbentuk aset kripto. Layanan keuangan ini sepenuhnya beroperasi pada jaringan blockchain.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (19/11), para pendukung DeFi menyebutkan teknologi ini lebih murah ketimbang sistem konvensional, selain juga lebih efisien untuk mengakses layanan keuangan.
Jumlah uang yang masuk ke DeFi menjadi penanda tingginya minat pada aset kripto. Menurut DeFi Pulse, pertumbuhan dana yang disimpan di platform tersebut tahun ini mencapai US$86 miliar. Padahal pada 2020 hanya US$12 miliar. Banyak investor yang kepincut dengan teknologi tersebut karena menjanjikan imbal hasil investasi tinggi.
Kejahatan meningkat karena tak ada regulator
Menurut perusahaan analitik blockchain yang berbasis di London, Elliptic, kejahatan akan berkembang pada sektor yang sebagian besar tidak beregulasi. Sejak 2020, banyak pengguna rugi lebih dari US$12 miliar karena menjadi korban kejahatan di aplikasi berbasis DeFi.
Bug dalam kode dan cacat desain memungkinkan penjahat ramai-ramai membidik situs DeFi. Elliptic menemukan, kumpulan likuiditas tinggi memungkinkan penjahat untuk mencuci hasil kejahatannya seraya meninggalkan sedikit jejak. Platform itu juga menjadi target para penipu.
"Aplikasi terdesentralisasi dirancang agar tidak dapat dipercaya karena menghilangkan kontrol pihak ketiga atas dana pengguna," kata Tom Robinson dari Elliptic. "Tetapi Anda harus tetap percaya bahwa pembuat protokol tidak melakukan kesalahan pengkodean atau desain yang dapat menyebabkan hilangnya dana."
Platform DeFi sudah tingkatkan keamanan
Platform DeFi telah mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan keamanan. Mereka mulai dari mempekerjakan perusahaan eksternal, hingga mengaudit kode untuk menemukan celah, hingga mempertahankan kunci dan sandi yang diperlukan untuk mengakses dompet pengguna di lingkungan yang aman.
Catatan kelam kripto yang pernah terjadi
Salah satu kejahatan terbesar di platform DeFi terjadi pada Agustus. Korbannya adalah Poly Network. Situs itu berhasil dibobol dan aset kripto senilai US$610 juta terampas. Memang, ujungnya pelaku peretasan mengembalikan hampir seluruh uang yang berhasil dicuri.
Kemudian, ada lagi salah satu kasusyang sempat ramai terjadi pada kripto Squid Game, lazim disebut rug pull. Dilaporkan bahwa pengembang uang kripto Squid Game membawa lari duit investor senilai US$3,36 juta.
Alhasil, uang kripto ini kehilangan nilai. Padahal, nilainya pernah mencapai level tertinggi pada US$2.861 atau Rp40,7 juta per koin.
Sebagai informasi, rug pull adalah sebuah tindakan penipuan yang dilakukan di dunia kripto. Pembuat kripto membuat proyek palsu dan lantas membawa kabur dana yang diperoleh dari investor.