Ledakan Lebanon Menimbulkan Pertanyaan Soal Penggunaan Pager

Ribuan pager disabotase di Lebanon dan akhirnya meledak.

Ledakan Lebanon Menimbulkan Pertanyaan Soal Penggunaan Pager
Ilustrasi: Pager alat komunikasi jadul yang ternyata masih digunakan sampai sekarang. (Dok.123RF)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Fortune Recap

  • Pager yang populer pada 1980-an telah punah dengan kemunculan telepon pintar, namun muncul kembali dalam bentuk kejadian tragis di Lebanon.
  • Ribuan pager disabotase dan meledak secara bersamaan di Lebanon, menewaskan belasan orang dan melukai ribuan lainnya.

Jakarta, FORTUNE - Kotak plastik kecil yang berbunyi bip dan menampilkan angka-angka itu merupakan penyelamat bagi Laurie Dove pada 1993.

Laman AP melansir, Jumat (20/9), saat mengandung anak pertamanya di sebuah rumah di pedesaan Kansas, Dove menggunakan Pager itu untuk tetap berhubungan dengan suaminya, yang juga membawa satu, dan mereka memiliki kode khusus.

“Jika saya benar-benar membutuhkan sesuatu, saya akan mengirim pesan singkat '9-1-1.' Itu berarti apa saja, mulai dari, 'Aku akan melahirkan sekarang' hingga 'Aku benar-benar perlu menghubungimu” ujar Dove sambil mengenang pengalaman tersebut.

Pager atau penyeranta sebagai alamat komunikasi yang populer pada dekade 1980-an, telah punah dalam beberapa dasawarsa lalu dengan kemunculan telepon pintar.

Namun, kini penyeranta muncul kembali dalam bentuk kejadian tragis pada Selasa (17/9), ketika ribuan alat ini disabotase dan meledak secara bersamaan di Lebanon.

Kejadian tersebut sedikitnya menewaskan belasan orang dan melukai ribuan lainnya.

Bersamaan dengan peristiwa ini, Israel mengumumkan perang babak baru terhadap Hizbullah.

Dalam banyak foto, darah menandai tempat pager biasanya disimpan—pada ikat pinggang, saku, dekat tangan. Ini mengingatkan kita betapa dekatnya orang memegang perangkat tersebut, dan memunculkan kerentanan serta segala kemungkinan.

Penggunaan pager kini dan lampau

Meskipun jumlah penggunaannya sekarang jauh lebih sedikit, penyeranta dipakai karena sifatnya yang ketinggalan zaman.

Penyeranta cukup menggunakan baterai dan gelombang radio, sehingga tidak terpengaruh oleh zona jangkauan sinyal WiFi, ruang bawah tanah tanpa layanan seluler, peretasan, dan gangguan jaringan yang dahsyat seperti yang terjadi selama serangan 11 September 2001.

Beberapa profesional medis dan pekerja darurat lebih suka menggunakan penyeranta ketimbang ponsel atau menggunakan perangkat tersebut secara bersamaan.

Alat itu berguna bagi pekerja di lokasi terpencil, seperti pengeboran minyak lepas pantai atau pertambangan.

Kebanyakan restoran juga menggunakannya. Penyeranta digunakan sebagai penanda bagi pelanggan bahwa pesanannya sudah siap.

Pada dasawarsa 1980-an, jutaan orang Amerika menggunakan pager, menurut laporan pada saat itu. Perangkat itu merupakan simbol status — sinyal yang disematkan pada ikat pinggang bahwa pemakainya cukup penting, siap dihubungi kapan saja.

Dokter, pengacara, bintang film, dan jurnalis menggunakannya sepanjang dekade 1990-an.

Pada saat itu, pager juga dikaitkan dengan pengedar narkoba, sehingga sekolah-sekolah mulai menindak tegas.

Laporan The New York Times pada 1988 menyebutkan lebih dari 50 distrik sekolah, dari San Diego hingga Syracuse, New York, melarang penggunaannya di sekolah-sekolah, dengan alasan bahwa pager menghambat upaya pengendalian penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.

Bahkan, Michigan melarang penggunaan perangkat tersebut di sekolah-sekolah di seluruh negara bagian.

Setidaknya pada  1990-an, berdasarkan laporan Spot, ada 60 juta pager yang digunakan.

Kini, anggota Hizbullah yang didukung Iran di perbatasan utara Israel telah menggunakan pager untuk berkomunikasi selama bertahun-tahun.

Pada Februari, pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah, memerintahkan anggota Hizbullah untuk membuang ponsel mereka dalam upaya untuk menghindari apa yang diyakini sebagai pengawasan canggih Israel terhadap jaringan telepon seluler Lebanon.

Serangan Selasa itu tampaknya merupakan operasi Israel yang rumit yang menargetkan Hizbullah.

Namun, meluasnya penggunaan pager di Lebanon menyebabkan ledakan itu menelan banyak korban sipil.

Ledakan itu terjadi dalam sekejap di seluruh lanskap kehidupan sehari-hari — termasuk rumah, mobil, toko kelontong, dan kafe.

Penggunaan pager pada kondisi darurat

Vincent Kelly, CEO Spok,  mengatakan petugas tanggap darurat dan produsen besar juga menggunakan pager.

Produsen meminta karyawannya menggunakan perangkat tersebut di lantai pabrik untuk mencegah mereka mengambil foto.

Sebagian besar tenaga medis menggunakan kombinasi pager, ruang obrolan, pesan teks, dan layanan lainnya untuk berkomunikasi dengan pasien tanpa mengungkapkan nomor rumah.

Dr. Christopher Peabody, seorang dokter gawat darurat di Rumah Sakit Umum San Francisco, menggunakan pager setiap hari — meskipun dengan berat hati.

“Kami sedang berjuang keras untuk menyingkirkan pager, tetapi kami gagal total,” kata Peabody, yang juga merupakan direktur Pusat Inovasi Perawatan Akut UCSF.

Peabody mengatakan bahwa dia dan beberapa orang lain di rumah sakit menguji sistem baru dan "pager menang": Para dokter berhenti menjawab pesan teks dua arah dan hanya menanggapi pager.

Dalam beberapa hal, Peabody memahami penolakan tersebut. Pager memberikan otonomi tertentu. Sebaliknya, komunikasi dua arah membawa harapan untuk segera menjawab dan dapat menyediakan jalan bagi pertanyaan lanjutan.

Masalahnya, kata Peabody, adalah bahwa pemanggilan merupakan komunikasi satu arah dan penyedia layanan tidak dapat berkomunikasi bolak-balik melalui sistem pemanggilan.

Teknologi tersebut, katanya, tidak efisien. Dan sistem pemanggilan belum tentu aman, suatu masalah kritis dalam industri yang harus menjaga kerahasiaan informasi pasien.

Related Topics

PagerLebanon

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

Most Popular

OnlyFans Cetak Rekor Pendapatan, Capai US$6,6 Miliar di 2023
The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Bps, Sentimen Positif IHSG (19/9)
BREN Batal Masuk FTSE, Saham Prajogo Pangestu Kompak Merah
TikTok Ungkap 4 Jenis Konsumen, Penjual Harus Paham
Ini Strategi Atur Keuangan Hadapi Tekanan Ekonomi Agar Tak Turun Kelas
Transaksi Kripto Pulih, Ini Lokasi Peretas Indodax