Jakarta, FORTUNE - Grup peralatan telekomunikasi Nokia, yang berbasis di Finlandia, telah mengumumkan pengurangan staf hingga 14.000 karyawan sebagai bagian dari strategi penghematan mereka setelah penjualannya turun 20 persen pada kuartal ketiga.
Menurut laporan dari Reuters, Kamis (19/10), Nokia awalnya merencanakan pengurangan biaya antara 800 juta hingga 1,2 miliar euro hingga 2026. Perusahaan tersebut berkomitmen untuk mencapai margin operasi jangka panjang sekitar 14 persen pada tahun yang sama.
Dalam pernyataan resminya, Nokia berharap langkah ini akan mengurangi jumlah karyawannya dari yang sekarang sekitar 86.000 menjadi sekitar 72.000–77.000 karyawan.
"Nokia berharap untuk bertindak cepat dalam program ini dengan penghematan setidaknya 400 juta euro pada tahun 2024 dan tambahan 300 juta euro pada tahun 2025," tulis Nokia dalam pernyataannya.
Menurut jajak pendapat London Stock Exchange Group (LSEG), penjualan bersih Nokia turun menjadi 4,98 miliar euro dari 6,24 miliar euro tahun lalu.
Jumlah itu meleset dari perkiraan awal yang mencapai 5,67 miliar euro.
Nokia berusaha untuk pulih
Presiden Nokia, Pekka Lundmark, mengatakan perusahaannya memperkirakan mampu merasakan peningkatan pada kuartal keempat di tengah segala ketidakpastian. Perusahaan tidak memangkas proyeksi hingga akhir tahun.
“Kami terus percaya pada pasar jangka menengah hingga panjang, namun kami tidak akan duduk diam dan berdoa agar pasar akan pulih dalam waktu dekat,” kata Lundmark. “Kami tidak tahu kapan tekanan ini akan pulih.”
Ericsson, yang juga telah memberhentikan ribuan karyawannya tahun ini, mengatakan pada Selasa bahwa ketidakpastian yang mempengaruhi bisnisnya akan terus berlanjut hingga 2024.
Nokia, yang senada dengan komentar Ericsson mengenai ketidakpastian, mengatakan akan ada peningkatan musiman yang lebih normal dalam bisnis jaringannya pada kuartal keempat.
Untuk pemulihan pasar, Lundmark mengatakan industri perlu berinvestasi pada peralatan mid-band yang lebih cepat untuk membantu mengatasi pertumbuhan lalu lintas data.
“Hanya 25 persen BTS 5G di dunia di luar Cina yang saat ini memiliki mid-band,” ujarnya.
Peralatan mid-band menawarkan kecepatan 5G yang lebih tinggi. Banyak operator telekomunikasi memulai penerapan 5G mereka dengan peralatan low-band yang lebih murah, tapi menawarkan kecepatan lebih rendah.
Nokia akan pindah ke pusat korporasi yang lebih ramping untuk meningkatkan fokus strategis sekaligus melindungi pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, serta memberikan lebih banyak otonomi operasional kepada unit-unit bisnisnya.
“Ada tanda-tanda di sana-sini bahwa permintaan akan mulai meningkat lagi, namun masih terlalu dini untuk menyebutnya sebagai tren yang luas,” kata Lundmark.