Jakarta, FORTUNE - Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Telekomunikasi Indonesia International (Telin), dan Singtel mengumumkan penandatanganan Nota Kesepahaman untuk mengembangkan sistem komunikasi kabel laut (SKKL) baru yang menghubungkan Singapura dan Batam.
Kedua perusahaan itu berada dalam konsorsium INSICA (Indonesia Singapore Cable System) yang baru dibentuk.
Nantinya, konsorsium ini akan membangun jaringan serat optik bawah laut sepanjang 100 kilometer.
Chief Executive Officer Telin, Budi Satria Dharma Purba, mengatakan pada masa mendatang pasar Kabel Bawah Laut global siap untuk tumbuh pesat. Dia memperkirakan Batam dan Singapura akan menjadi lokasi utama untuk investasi data center.
“Kabel bawah laut INSICA akan memenuhi kebutuhan penting untuk interkonektivitas data center di antara lokasi-lokasi strategis utama ini,” kata dia lewat keterangan tertulis, Rabu (5/6).
Kabel bawah laut tersebut direncanakan mendukung lonjakan lalu lintas telekomunikasi data center antara Singapura dan Batam, dan rencananya akan mulai beroperasi pada kuartal IV-2026.
INSICA akan menghadirkan kabel bawah laut yang terdiri dari 24-pasangan serat optik dan dua jalur kabel darat yang beragam sehingga menawarkan kapasitas maksimum hingga 20 terabita per detik per pasangan serat optik.
Batam berdekatan dengan Singapura
Vice President urusan Digital Infrastructure & Services Singtel, Ooi Seng Keat, mengatakan Batam muncul sebagai lokasi utama untuk data center karena kedekatan lokasinya dengan Singapura.
Dengan sistem kabel ini, pihaknya dapat meningkatkan keterhubungan di antara kedua negara demi mendukung beban kerja kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dengan higher power density yang intensif dari enterprises dan perusahaan cloud.
“Pengembangan sistem kabel INSICA adalah langkah yang kami ambil dalam merancang hyper-connected ekosistem digital untuk memenuhi permintaan jangka panjang,” ujarnya.
Dia mengatakan sektor pusat data Asia Tenggara sedang mengalami pertumbuhan pesat karena didorong oleh kemajuan dalam AI, cloud computing, e-commerce, IoT, edge computing, dan 5G.
Tumbuhnya sektor data center secara otomatis menarik gelombang investasi dari pemain yang sudah mapan maupun pendatang baru.
Konektivitas langsung antara data center pun akan mendukung penerapan teknologi-teknologi baru, seperti IoT, robotika, AI, dan analitik data, yang memerlukan bandwidth tinggi dan latensi rendah untuk aplikasi skala komersial dan real-time.
Saat ini infrastruktur Telin mencakup panjang sistem kabel 250.140 kilometer, yang terdiri dari 27 sistem kabel bawah laut global, dan mengoperasikan 58 point of presence (PoP) di 26 negara, 10 kantor global, 5 perwakilan penjualan negara global, dan lebih dari 19 pusat data Tier II hingga Tier IV di Singapura, Hong Kong, Timor Leste, dan Indonesia.