Aplikasi chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI) asal Cina, DeepSeek belakangan ini tengah ramai dibicarakan. Menukil BBC, Selasa (28/1) DeepSeek menjadi aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store Apple di Amerika Serikat (AS) selama akhir pekan.
DeepSeek lantas menjadi perbincangan karena dianggap menjadi pesaing ketat aplikasi AI lainnya seperti ChatGPT. DeepSeek juga disebut-sebut diciptakan dengan biaya yang jauh lebih murah.
Salah satu yang menarik perhatian adalah siapa pendiri DeepSeek? Berikut profil dan ulasannya di bawah ini.
Profil Liang Wenfeng, pendiri DeepSeek
Aplikasi DeepSeek didirikan oleh Liang Wenfeng, pria kelahiran Zhanjiang, Guangdong, Cina pada 1985. Liang merupakan lulusan sarjana teknik di bidang teknik informasi elektronik di Universitas Zhejiang pada 2007.
Kemudian pada 2010, dia berhasil menyelesaikan studi masternya dan meraih gelar magister teknik di bidang teknik informasi dan komunikasi dari Universitas Zhejiang.
Mendalami dunia AI
Lalu, Liang pindah ke Chengdu, Sichuan, Cina setelah lulus untuk bereksperimen dengan berbagai cara menerapkan AI di berbagai bidang. Serta, dia tak merasakan kesuksesan sampai dirinya mencoba bidang keuangan.
Mengutip Business Times, Selasa (28/1) Liang ikut mendirikan dana lindung nilai (hedge fund) kuantitatif High-Flyer pada 2015. Perusahaan tersebut terkenal karena penggunaan strategi perdagangan berbasis AI secara inovatif, menurut publikasi media Cina, China Global Television Network (CGTN).
Pada 2021, Liang mulai membeli ribuan prosesor grafis Nvidia sebagai proyek sampingan AI. Hal ini terjadi sebelum pemerintahan Joe Biden mulai membatasi ekspor chip AI AS ke Cina.
Kemudian pada Juli 2022 lalu, unit AI High-Flyer mengatakan di akun WeChat resminya, bahwa mereka mempunyai kluster 10.000 chip A100.
Mendirikan DeepSeek
Pada Maret 2023, Liang mengumumkan di akun WeChat resminya bahwa mereka mulai memusatkan perhatian dan sumber daya untuk membangun DeepSeek. Aplikasi DeepSeek resmi didirikan pada akhir 2023.
Dalam wawancara dengan Waves pada Juli 2024, Liang mengatakan tentang ambisinya untuk DeepSeek dan strategi AI Cina secara keseluruhan.
“Selama bertahun-tahun, perusahaan Cina telah terbiasa memanfaatkan inovasi teknologi yang dikembangkan di negara lain dan memonetisasinya melalui aplikasi,” ujar dia.
“Tapi ini tidak berkelanjutan. Kali ini, tujuan kami bukanlah meraih keuntungan cepat, namun memajukan teknologi untuk mendorong pertumbuhan ekosistem,” imbuh Liang.
DeepSeek menarik perhatian dunia
DeepSeek menimbulkan kekaguman dan kekhawatiran dunia, salah satunya di Silicon Valley. Hal itu usai DeepSeek mendemonstrasikan terobosan model AI yang menawarkan kinerja sebanding dengan chatbot terbaik dunia dengan biaya yang lebih murah.
Kemunculan DeepSeek memberikan tandingan terhadap keyakinan luas bahwa masa depan AI bakal membutuhkan kekuatan dan energi yang makin besar untuk berkembang.
Peluncuran model AI terbaru oleh DeepSeek yang dikatakan setara atau lebih baik daripada model industri terkemuka di AS dengan biaya lebih murah, mengancam akan mengganggu tatanan dunia teknologi, melansir Reuters, Selasa (28/1).
Perusahaan tersebut telah menarik perhatian di kalangan AI global seusai menulis di sebuah makalah bulan lalu bahwa pelatihan DeepSeek-V3 membutuhkan daya komputasi senilai kurang dari 6 juta dolar AS dari chip Nvidia H800.
Asisten AI DeepSeek yang didukung oleh DeepSeek-V3 sudah melampaui saingannya seperti ChatGPT untuk menjadi aplikasi gratis di App Store Apple di AS. Hal ini menimbulkan keraguan soal alasan di balik keputusan beberapa perusahaan teknologi AS yang menjanjikan miliaran dolar investasi AI dan saham beberapa pemain teknologi besar, termasuk Nvidia.
Peluncuran ChatGPT OpenAI pada akhir 2022 lalu menyebabkan keributan di antara perusahaan teknologi Cina yang bergegas membuat chatbot mereka sendiri dengan didukung oleh AI.
Namun, sesudah peluncuran ChatGPT pertama di Cina, muncul kekecewaan yang meluas di Negeri Tirai Bambu tersebut atas kesenjangan kemampuan AI antara perusahaan AS dan Cina.
Beberapa pihak skeptis terhadap DeepSeek
Dua model AI milik DeepSeek yang paling dipuji, DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1 dianggap setara dengan model OpenAI dan Meta. DeepSeek juga mengeklaim bahwa biaya yang digunakan untuk pengembangan AI tersebut 20–50 kali lebih murah dibandingkan OpenAI.
Namun, beberapa pihak justru berpendapat lain. CEO Scale AI, Alexandr Wang mengatakan bahwa DeepSeek memiliki 50,000 chip Nvidia H100. Menurutnya, hal itu tidak akan diungkapkan ke publik karena akan melanggar kontrol ekspor yang melarang penjualan chip ke perusahaan Cina.
Di sisi lain, DeepSeek belum menanggapi tuduhan tersebut. Pada Senin (27/1), Analis Bernstein menyoroti bahwa total biaya pelatihan DeepSeek untuk model V3-nya tak diketahui, tetapi jauh lebih tinggi daripada 5,58 juta dolar AS.