Jakarta, FORTUNE – Zenius akhirnya menanggapi soal kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi pada sejumlah karyawannya. Perusahaan rintisan pendidikan ini menyebut langkah efisiensi dilakukan sebagai respons atas kondisi ekonomi saat ini.
Menurut laporan Deal Street Asia, seperti dikutip pada Jumat (5/8), Zenius dikabarkan melalukan PHK terhadap 600 karyawannya. Gelombang efisiensi ini merupakan yang kedua kalinya pada tahun ini. Startup tersebut pada Mei memangkas sekitar 250 pekerja, atau sekitar 25 persen dari total karyawannya yang mencapau 1.000 orang.
Saat dikonfirmasi soal kabar tersebut, manajemen Zenius menyatakan perubahan kondisi makroekonomi dan perilaku konsumen mengakibatkan perseroan untuk melakukan penyesuaian organisasi. Langkah ini demi memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.
“Untuk menanggapi perubahan ini, semua aspek bisnis dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi, termasuk pengurangan tenaga kerja,” kata CEO Zenius, Rohan Monga dalam keterangan kepada wartawan.
Zenius memastikan pekerja yang terdampak kebijakan efisiensi akan mendapatkan pesangon sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, menurut Rohan. Dia juga menyebut karyawan yang terkena PHK masih bisa beroleh manfaat asuransi kesehatan sampai September tahun ini.
“Zenius juga akan membantu mereka yang terkena dampak menemukan pekerjaan baru dengan membagikan profil mereka dengan perusahaan atau lembaga pendidikan lain dengan persetujuan mereka,” ujarnya.
Rencana Zenius
Langkah PHK perlu diambil untuk beradaptasi di tengah situasi ekonomi dengan menyesuaikan kembali tim agar lebih ramping, kata Rohan.
Di saat sama, Zenius bakal fokus pada pembelajaran hybrid melalui jaringan prigram Baru yang didukung oleh platform pembelajaran online perusahaan. Sebagai konteks, startup pendidikan itu pada awal tahun ini resmi mengambil alih Primagama melalui penandatanganan perjanjian.
Dalam keterangan resmi kepada media, Selasa (22/2), Zenius menyebutkan, model bisnis waralaba Primagama dianggap cocok untuk meningkatkan skala bisnis perseroan. Zenius dikenal sebagai salah satu platform pelopor layanan bimbel di Indonesia.
“Ke depan, kami akan semakin fokus pada pembelajaran hybrid, pengalaman melalui jaringan Primagama Baru untuk melengkapi bisnis online kami, di mana terdapat banyak ruang untuk berkembang dalam les bahasa Indonesia setelah sekolah. Dengan penataan kembali ini, kami akan mengurangi pengeluaran di beberapa area,” ujarnya.
Startup pendidikan ini pada awal tahun juga sempat beroleh pendanaan dari sejumlah investor, termasuk MDI Venturesm dan beberapa investor lain, seperti Northstar Group, Alpha JWC Ventures, dan lain-lain. Adapun Zenius tercaat telah menghimpun pendanaan lebih dari US$40 juta atau Rp572 miliar.
Perusahaan rintisan ini memiliki produk utama Zenius app, aplikasi belajar dengan lebih dari 100 ribu video pembelajaran dan ratusan ribu latihan sosial untuk jenjang SD hingga SMA. Sepanjang 2019 hingga 2020, Zenius menyebut aplikasinya telah diakses lebih dari 20 juta pengguna
Zenius tentu bukan satu-satunya perusahaan yang mengumumkan langkah PHK. Gelombang efisiensi karyawan sebelumnya juga terjadi di beberapa perusahaan, di antaranya: JD.ID, LinkAja, LINE, Pahamify, dan lain sebagainya. Keputusan sejumlah perusahaan tersebut diambil untuk mempertahankan usaha di tengah pelbagai tantangan.