Akibat Pasar Ponsel Lesu, Tiga Petinggi Xiaomi Mengundurkan Diri

Sektor teknologi Cina tengah memasuki fase sulit.

Akibat Pasar Ponsel Lesu, Tiga Petinggi Xiaomi Mengundurkan Diri
Kantor Xiaomi, Beijing, Tiongkok. (ShutterStock/Askarim)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Xiaomi kembali membawa kabar efisiensi pada internal perusahaan. Usai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), produsen ponsel dari Cina itu mengumumkan pengunduran diri jajaran eksekutif tertingginya.

Laman Financial Times, Selasa (27/12), mengabarkan ada tiga eksekutif perusahaan yang menyatakan resign, termasuk Presiden Wang Xiang. Pada saat sama, dua pendiri Xiaomi, Hong Feng dan Wang Chuan, akan mengundurkan diri dari operasi harian.

Posisi Wang Xiang akan digantikan oleh Lu Weibing, yang bergabung dengan Xiaomi tahun lalu untuk memimpin divisi Redmi. Sementara itu, Ketua Xiaomi Lei Jun menjadi satu-satunya orang yang tersisa dengan peran operasional di perusahaan.

“Xiaomi mencapai serah terima yang mulus dari iterasi tongkat estafet,” kata Lei dalam memo internal sembari menambahkan bahwa perusahaan “saat ini menghadapi banyak kesulitan” tetapi akan lebih meningkatkan efisiensi operasional.

Perombakan ini terjadi di tengah situasi sulit bagi perusahaan teknologi di Cina secara keseluruhan. Peraturan yang ketat dari pemerintah serta dampak Covid ditengarai menjadi penyebab masa suram sektor teknologi di negara tersebut.

Efisiensi bisnis

Xiaomi Store di Hangzhou, Cina. Shutterstock/Think A

Xiaomi telah melaporkan penurunan pendapatan dan laba selama tiga kuartal berturut-turut, dan harus puas di posisi ketiga perusahaan dengan pangsa pasar ponsel terbesar dunia di bawah Apple dan Samsung.

Pekan lalu, Xiaomi mulai melakukan PHK terhadap pekerja di beberapa unit bisnis smartphone atau telepon pintar dan layanan internet. Perusahaan Cina itu mengurangi 15 persen jumlah karyawannya, dilansir South China Morning Post (SCMP), Selasa (20/12).

Jumlah staf Xiaomi per 30 September 2022 mencapai 35.314 orang, dan lebih dari 32.000 di antaranya ditempatkan di Cina. PHK dapat berdampak terhadap ribuan pekerja yang banyak di antaranya baru saja bergabung dengan perusahaan.

Dolphin, sebuah konsultan yang berbasis di Beijing, mengatakan kabar Xiaomi melakukan PHK mengejutkan karena terjadi ketika pemerintah Cina melonggarkan pembatasan sosial, serta menjelang Imlek.

"Hasil kuartal keempat Xiaomi bisa lebih buruk dari yang diharapkan," kata pendiri Dolphin seperti dilansir dari Financial Times. Dia menaksir Xiaomi bakal memecat sejumlah besar karyawan hanya jika ada kebutuhan mendesak untuk "mengendalikan biaya".

Pendapatan grup yang berbasis di Beijing itu pada kuartal ketiga turun 9,7 persen (YoY0 menjadi U$9,8 miliar, disinyalir karena adanya pelemahan permintaan global untuk smartphone dan lemahnya belanja konsumen di Cina. Laba bersih grup anjlok hampir 60 persen pada periode yang sama.

Sementara itu, Xiaomi beralasan bahwa PHK adalah bagian dari "optimasi personel rutin dan perampingan organisasi". Mereka menyatakan "kurang dari 10 persen dari total tenaga kerja" akan terpengaruh dan akan "diberi kompensasi sesuai dengan peraturan lokal".

Firma riset Canalys memaparkan sektor elektronik mengalami tekanan besar selama pandemi. Pengiriman smartphone pada kuartal ketiga turun 11 persen di Cina dan 9 persen secara global.

Related Topics

XiaomiPasar Ponsel

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina