Apa Itu Rug Pull? Modus Penipuan dalam Kripto & Cara Menghindarinya

Rug pull terjadi dalam periode yang singkat.

Apa Itu Rug Pull? Modus Penipuan dalam Kripto & Cara Menghindarinya
Ilustrasi penipuan kripto. Shutterstock/Vitalii Vodolazskyi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Rug pull tergolong sebagai modus penipuan yang populer dalam investasi aset kripto. Karena itu, investor perlu mengenali sejumlah gejala dalam modus tersebut serta cara-cara menghindarinya.

Rug pull dapat diartikan sebagai aksi membawa kabur duit investor. Modus tersebut sebenarnya terkesan sederhana. Seorang pengembang membangun aset kripto yang tampaknya baik-baik saja, dan bahkan harganya naik. Namun, pada akhirnya developer tersebut mengempit dana investor, dan harga token merosot menjadi nol.

Frasa rug pull merujuk pada perumpamaan bahasa Inggris yang memiliki arti menarik karpet untuk membuat orang yang berdiri di atasnya terjatuh.

Dalam hal investasi aset kripto, modus penipuan itu terjadi dalam periode waktu yang singkat dan cepat. Dengan begitu, kebanyakan investor kecil yang mengikuti tren akan sangat dirugikan tanpa mengerti apa yang terjadi, demikian laman Pintu.

Rug pull atau exit scam ini biasanya terjadi pada token-token di dalam platform pertukaran terdesentralisasi (decentralized exchange/DEX), termasuk layanan keuangan terdesentralisasi (decentralized finance/DeFi), menurut Zipmex.

Pasalnya, di platform tersebut, siapa pun, termasuk orang yang tidak bertanggung jawab dan memiliki niat jahat, bisa membuat token dengan memasangkannya di jaringan Ethereum, serta mencantumkannya di platform DEX maupun DeFi. Terlebih, dalam membuat token di platform ini, tidak perlu audit, tak membutuhkan biaya, dan cenderung mudah.

Kasus rug pull

Bitcoin emas (cryptocurrency) dengan borgol di keyboard komputer. Shutterstock/Chat Karen Studio

Menurut laman Bitocto, rug pull adalah bahaya yang dapat terjadi kapan saja terlebih jika ada kesempatan bagi penipu untuk mendulang keuntungan secara besar-besaran. Berikut beberapa contoh kasus modus penipuan tersebut yang menarik banyak perhatian pelaku pasar aset kripto.

  • Token Squid Game

Aset kripto SQUID mendadak populer pada 2021. Pasalnya, token tersebut memanfaatkan ketenaran serial Netflix bertajuk Squid Game.

Token tersebut sukses menarik perhatian para trader. Buktinya, terdapat peningkatan harga yang signifikan terutama sejak dibahas di media sosial.

Menurut Bitdoctor, token SQUID mengalami kenaikan dari hanya satu sen menjadi US$2.861,80. Akan tetapi, hal tersebut tidak berlangsung lama setelah diikuti penurunan drastis menjadi $0,003. Situasi tersebut membuat banyak trader sadar bahwa token tersebut adalah aksi rug pull.

  • Amplyfi.money

Menyitir situs web Zipmex, token palsu ini melakukan rug pull setelah mengumpulkan 2.500 ETH dari investor. Menurut pesan yang ditinggalkan pada situs webnya, tim Amplyfi.money mengeklaim bahwa “salah satu developer mengkompromikan wallet dan terdapat kecenderungan bahwa wallet tersebut rentan.”

Mereka menambahkan “tim developer menerima cukup banyak ancaman sehingga kami memutuskan untuk menghentikan proyek.”

  • Compounder.Finance (CP3R)

Pada November 2020, salah satu proyek DeFi, Compounder.Finance melakukan rug pull sekaligus mengambil US$10,8 juta dolar dari penggunanya. Harga CP3R tercatat turun 98,8 persen dalam rentang waktu hanya 24 jam, dan kehilangan nilai sepenuhnya sesaat setelah penipuan tersebut.

Dikutip dari laman Pintu, tim pengembang Compounder mampu mencuri US$5,066 juta dalam DAI, 4,8 juta dalam ETH (8.080 ETH), US$745.000 Wrapped BTC (39 WBTC), dan sisanya token DeFi COMP, UNI-V2, dan CP3R.

Aksi rug pull ini ternyata telah disiapkan sejak proyek tersebut berdiri. Sebab, semua uang diambil melalui kode dalam smart contract yang sengaja ditulis oleh tim pengembang.

Tim pengembang Compounder diduga sengaja memasukkan kode dalam kontrak pintar yang memungkinkan mereka untuk mengambil semua dana yang telah terkumpul.

Cara mengenali dan menghindari rug pull

Ilustrasi perdagangan kripto yang melorot. Shutterstock/Insta_Photos

Meskipun ada penipu yang ahli dalam melakukan rug pull, sebenarnya ada sejumlah gejala yang bisa dikenali dari aksi penipuan tersebut, menurut laman Coinvestasi.

Sebut misal, sinyal likuiditas. Investor mesti waspada dengan token kripto yang memiliki likuiditas rendah karena itu menyiratkan token yang diinvestasikan akan sulit dijual kembali menjadi uang tunai di kemudian hari.

Cara terbaik untuk memeriksa likuiditas adalah dengan melihat volume perdagangan token kripto tersebut selama 24 jam yang setidaknya mencapai 20 persen hingga 40 persen dari total kapitalisasi pasar.

Investor juga bisa melihat indikator TVL, yang mengacu pada jumlah total yang diinvestasikan dalam proyek tertentu. Di sisi lain, itu merupakan metrik yang andal untuk memeriksa keaslian proyek.

Proyek yang ‘sah’ akan memiliki dana yang diinvestasikan beberapa miliar dalam jaringan. Sedangkan, proyek penipuan mungkin memiliki beberapa ratus dolar saja.

Lantas, berikut beberapa cara menghindari rug pull dilansir dari berbagai sumber.

  • Melakukan riset.

Investor perlu memastikan siapa saja tim pengembang di balik suatu aset kripto. Tak hanya itu, dokumen white paper pun bisa ditelisik untuk mengetahui rencana jangka panjang token tersebut.

  • Memanfatkan platform Github.

Github adalah salah satu platform yang mewadahi pengembangan proyek DeFi berbasis kode. Investor bisa mengecek keberadaan suatu proyek melalui Github dan memeriksa aktivitas pengembangannya. Apabila tidak ada aktivitas yang berjalan secara aktif maka hal tersebut dapat menjadi indikasi rug pull.

  • Menghindari FOMO.

Investor mestinya tidak terjebak dalam FOMO ketika melihat aset kripto yang mendadak populer. Investor bisa mencari bagaimana respons komunitas kripto terhadap aset tersebut, menghadiri forum di media digital, dan juga memeriksa berita dari situs kripto terpercaya.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya