Jakarta, FORTUNE – Apple kabarnya tengah membicarakan kemungkinan untuk memulai produksi Macbook dan Apple Watch di pabrik Vietnam untuk menyiasati masalah rantai pasokan.
Dilansir Reuters, Kamis (18/8), Apple meminta sejumlah pemasoknya, yakni Luxshare Precision Industry dari Cina dan Foxconn dari Taiwan, untuk memulai uji produksi Apple Watch di Vietnam Utara. Jika rencana tersebut benar terjadi, ini merupakan pertama kalinya Apple memproduksi jam tangan pintar di luar Cina.
Perusahaan pun dikabarkan telah meminta para pemasok untuk menyiapkan jalur produksi Macbook di Vietnam.
Laman hardwarezone.com memberitakan bahwa Apple telah menambah jumlah pemasok di Vietnam menjadi 22 perusahaan pada 2022 dari 14 perusahaan pada 2018.
Namun, masalahnya, biaya perakitan di Vietnam dilaporkan cukup tinggi, dan pada saat bersamaan proses perakitan ditengarai bakal menyulitkan pemasok di negara tersebut.
Sebelumnya, Apple telah memproduksi AirPods di negara tersebut. Kabarnya, perusahaan itu Juni lalu juga telah memindahkan sebagian produksi iPad ke sana.
Krisis rantai pasokan
Apple berniat memindahkan produksinya karena dianggap telah mengalami gangguan rantai pasokan, terlebih selama pandemi. karena terdampak kebijakan karantina wilayah di Cina.
Terlihat juga upayanya untuk memperluas produksi ke luar Cina seiring dengan meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Cina. Masalah tersebut membuat Apple merasa harus mengalihkan hingga 30 persen produksinya dari Tiongkok.
Sebagai bukti, perusahaan belum lama ini telah mengalihkan sejumlah area produksi iPhone dari Cina ke pasar lain. Di India, misalnya, perseroan pada awal tahun ini telah memproduksi flagship iPhone 13. Apple pun dilaporkan berencana untuk merakit iPad di India. Perluasan produknya terutama bakal bertempat di India dan Asia Tenggara, menurut The Wall Street Journal.
Penjualan Macbook pada kuartal ketiga tercatat turun 10 persen dalam setahun (year-on-year/yoy). Senada, penjualan Apple iPad turut terkoreksi mencapai 2 persen yoy. Menurut CEO Apple, Tim Cook, situasi tersebut akibat kendala pasokan dan penguatan nilai dolar