Bukalapak Akuisisi Situs Pembanding Harga Asal Malaysia

Akuisisi meningkatkan sinergi kedua perusahaan.

Bukalapak Akuisisi Situs Pembanding Harga Asal Malaysia
Ilustrasi Bukalapak. Shutterstock/Wirestock Creators
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Bukalapak.com Tbk resmi mengambil alih saham mayoritas iPrice, situs pembanding harga e-commerce dari Malaysia. Meski demikian, kedua belah pihak tidak menyebutkan secara terperinci nilai saham yang diakuisisi, maupun nilai transaksi.

Dalam keterangan pers, Selasa (4/4), manajemen Bukalapak menyatakan investasi strategis ke iPrice akan membantu mempercepat sinergi kedua perusahaan.

Apalagi, menurut CEO Bukalapak, Willix Halim, e-commerce di Asia Tenggara telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.

“Dengan keahlian Bukalapak yang luas dalam e-commerce dan basis pengguna setia iPrice serta teknologi eksklusif, kami yakin dapat membuka potensi penuh platform ini,” kata Willix, yang juga peraih Fortune Indonesia 40 Under 40.

Bagi Bukalapak, lanjut Willix, kerja sama dengan iPrice akan membantu perusahaan dalam mengalihkan fokusnya dari persaingan dengan lokapasar lain. Perusahaan, katanya, akan mulai berfokus membangun marketplace dengan pasar yang spesifik (niche market), serta mempercepat pertumbuhan pada segmen ini.

Solusi iPrice

Ilustrasi berbelanja via e-commerce. Shutterstock/13_Phunkod

Investor iPrice, termasuk Itochu dan Naver, menyambut baik kesepakatan dengan Bukalapak.

iPrice menyatakan fokusnya adalah penyediaan layanan perbandingan harga di Asia Tenggara selama 8 tahun terakhir.

Pada 2022, mereka telah membantu lebih dari 100 juta konsumen di kawasan. Berkat teknologinya, iPrice menyatakan telah menampilkan penawaran dan diskon terbaik dari lebih 8 miliar penawaran di pasar.

Perusahaan itu pun mengaku ikut terpengaruh oleh pasar pendanaan yang lesu sejak tahun lalu. Perusahaan beradaptasi dengan menyesuaikan beberapa aspek bisnisnya, serta melakukan memangkas jumlah tim secara substansial.

"Kemitraan ini akan memungkinkan kami memperluas layanan untuk membantu lebih banyak pengguna menghemat uang di vertikal baru, seperti gaming, dan geografi, seperti Australia,” kata Co-founder iPrice, Heinrich Wendel.

Kinerja Bukalapak

Ilustrasi : dagang elektronik (Dok.Shutterstock)

Dalam siaran persnya, Selasa (28/3), manajemen Bukalapak menyatakan laba operasionalnya sepanjang 2022 mencapai Rp1,76 triliun, atau berbalik dari rugi Rp1,71 triliun pada tahun sebelumnya. Ini terutama disebabkan oleh laba nilai investasi mark-to-market dari PT Allo Bank Tbk.

Perusahaan berkode emiten BUKA itu mencatat laba bersih Rp1,89 triliun pada 2022, atau membaik dari rugi bersih Rp1,68 triliun pada 2021.

Meskipun telah mencatat laba bersih, perusahaan itu tetap memiliki fokus pada kinerja operasional. Oleh karena itu, BUKA tetap menggunakan adjusted ebitda sebagai indikator kinerjanya.

Pada kuartal IV-2022, Bukalapak membukukan ebitda yang disesuaikan sebesar minus Rp235 miliar.

Namun, perusahaan mengaku memiliki permodalan yang kuat, dengan posisi kas Rp20,3 triliun pada akhir 2022. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024