Jakarta, FORTUNE – Tren gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada perusahaan teknologi tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Tidak sedikit perusahaan teknologi berdalih bahwa PHK ini merupakan salah satu langkah adaptasi di tengah kondisi perekonomian global yang bergejolak.
Perusahaan yang mengambil langkah pemangkasan pekerja ini pun bergerak pada pelbagai sektor. Berikut daftar terbaru perusahaan teknologi yang melakukan PHK massal, mulai dari JD.ID sampai Glints.
1. JD.ID
JD.ID kembali mengumumkan langkah PHK terhadap para karyawannya, dan kali ini yang terdampak adalah 30 persen dari total pekerjanya atau 200 orang.
Dalam siaran persnya, manajemen JD.ID menyebutkan pemecatan ini merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan struktur perusahaan dengan perubahan industri. Langkah efisiensi bisnis diambil demi beradaptasi dengan tantangan ekonomi digital serta bisnis digital yang begitu dinamis.
Kebijakan efisiensi JD.ID ini merupakan kali kedua pada 2022. Sebelumnya, perusahaan e-commerce tersebut pada Mei menyatakan tengah melakukan upaya improvisasi bisnis, termasuk melakukan tindakan restrukturisasi seperti pengurangan jumlah karyawan.
2. Glints
Perusahaan platform pencarian kerja yang berbasis di Singapura, Glints, memecat 18 persen dari 1.100 karyawannya atau sekitar 198 orang.
Pendiri sekaligus CEO Glints, Oswald Yeo, mengatakan langkah tersebut diambil demi menghemat biaya di tengah perlambatan bisnis.
"Dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengonfirmasi bahwa, untuk menyesuaikan bisnis kami, kami akan mengurangi ukuran tim kami dan mengucapkan selamat tinggal kepada banyak Glintstar kami yang berbakat," katanya seperti dikutip dari hcamag.com, Jumat (9/12).
Yeo mengatakan PHK merupakan pilihan terakhir yang diambil oleh perusahaan. Sebelumnya, perusahaan menerapkan pembekuan perekrutan, dan mengurangi tunjangan dan biaya, sementara tim manajemen dan pendirinya melakukan pemotongan gaji sukarela sebagai bagian dari langkah penghematan biaya.
3. Sayurbox
Sayurbox, startup penyedia platform belanja makanan, memangkas 5 persen dari total karyawan.
“Langkah efisiensi karyawan ini merupakan keputusan sulit yang tak bisa dihindari oleh perusahaan,” kata co-founder and Chief Executive Officer Sayurbox, Amanda Susanti, dalam keterangan pers, Rabu (7/12).
Menurutnya, keputusan ini dibuat supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan.
“Manajemen Sayurbox menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada karyawan terdampak efisiensi,” tambahnya.
4. Ajaib
Ajaib mengaku terdampak oleh tren ketidakpastian perekonomian global, dan karenanya menempuh sejumlah langkah efisiensi bisnis.
Manajemen Ajaib mengatakan telah mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 67 karyawan bulan lalu.
Ajaib menyatakan karyawan yang terlempar dari perusahaan akan mendapat kompensasi sesuai aturan perundang-undangan, tambahan bonus pesangon setara satu bulan gaji untuk setiap tahun masa kerja, asuransi kesehatan bagi karyawan dan keluarga selama enam bulan ke depan, konseling, dan dukungan pencarian kerja.
5. Sirclo
Sirclo mengumumkan kebijakan efisiensi yang berdampak terhadap 8 persen karyawannya. Namun, perusahaan penyedia solusi omnichannel e-commerce itu tidak menyebutkan secara terperinci jumlah pegawainya yang terdampak PHK.
“Hal tersebut didasari oleh kebutuhan untuk beradaptasi di tengah kondisi makro ekonomi saat ini,” kata founder dan CEO Sirclo Group, Brian Marshall.
Setiap karyawan yang menjadi korban PHK akan menerima paket kompensasi sesuai dengan hak dan peraturan yang berlaku, katanya, dan didampingi selama masa transisi.
Di luar daftar tersebut, masih banyak perusahaan teknologi lain yang mengambil langkah efisiensi serupa, di antaranya PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, Ruangguru, Shopee Indonesia, Tokocrypto, Zenius, LinkAja, Line, dan Pahamify.