Dari Tipu Investor Sampai Buron, Ini Daftar Bos Kripto yang Bermasalah

Banyak bos kripto yang usahanya bangkrut.

Dari Tipu Investor Sampai Buron, Ini Daftar Bos Kripto yang Bermasalah
Shutterstock/Wit Olszewski
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sukar menampik 2022 sebagai tahun suram bagi pasar aset kripto. Harga kripto seperti Bitcoin dan Ethereum turun tajam ketimbang tahun sebelumnya. Penyebabnya ditengarai datang dari sejumlah sentimen makroekonomi dan gejolak industri.

Namun, kabar buruk dari aset kripto tahun ini bukan itu saja. Beberapa figur pemimpin perusahaan terkemuka maupun pengembang aset kripto yang jadi berita memberikan sentimen negatif bagi industri.

Seperti halnya industri lain, industri aset kripto dipenuhi dengan jagoan, mulai dari CEO berkelakuan buruk tapi dipandang visioner, hingga pedagang aset kripto yang mengaku jarang tidur.

Namun, ketika jutaan atau bahkan miliaran dolar uang dipertaruhkan, seorang tokoh yang mendadak menjadi bintang pun dapat runtuh secepat kemunculannya. Berikut daftar bos aset kripto yang bermasalah sehingga mengguncang dunia aset kripto 2022 sebagaimana dilansir Fortune.com.

1. Sam Bankman-Fried

Bursa FTX. Shutterstock/Sergei Elagin.

Sam Bankman-Fried pernah dielu-elukan sebagai “ksatria putih” industri aset kripto. Namun, mantan CEO FTX itu sekarang menjadi tahanana rumah di kediaman orang tuanya di California, Amerika Serikat.

Sebelumnya, dia sempat dibebaskan dengan meneken perjanjian US$250 juta. Pria tersebut ditangkap oleh regulator melalui ekstradisi dari Bahama.

Sam Bankman-Fried dan rekan pendirinya mendirikan firma perdagangan aset kripto Alameda Research. SBF kemudian mendirikan FTX, pertukaran aset kripto yang belakangan naik menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Pada Desember, Bankman-Fried didakwa dengan delapan tuduhan termasuk penipuan sekuritas, wire fraud, dan beberapa tuduhan konspirasi yang melibatkan pencucian uang serta pelanggaran dana kampanye.

2. Do Kwon

Teknologi ekosistem blockchain Terra dan tumpukan cryptocurrency Luna. Shutterstock/David Sandron

Do Kwon dianggap bertanggung jawab atas kehancuran ekosistem aset kripto Terra, yang terdiri dari LUNA dan USD, bernilai US$40 miliar. Saat ini, Kwon diburu oleh Interpol dan otoritas penegak hukum Korea Selatan.

Pendiri Terraform Labs dari Korea Selatan itu menciptakan stablecoin algoritmik TerraUSD. Ia dipuji beberapa orang karena stablecoin tersebut penting untuk mendorong pertumbuhan industri kripto.

Sesuai namanya, Stablecoin merupakan aset digital yang dirancang memiliki harga stabil dan tidak mudah berubah. Nilai dalam stablecoin tidak berubah-ubah karena aset tersebut dipatok ke aset lain, seperti dolar Amerika Serikat maupun emas.

Namun, dalam kasus Terra, stablecoin tersebut mempertahankan patokan 1:1 dengan dolar AS melalui tindakan penyeimbangan yang rumit dengan token Terraform Labs lainnya, Luna.

Kwon begitu percaya diri—atau begitu tertipu—sehingga dia mengabaikan kritik apa pun terhadap TerraUSD dan Luna dengan berkata, "saya tidak memperdebatkan orang miskin."

Meskipun kadang-kadang masih aktif online—dia baru-baru ini muncul di podcast streaming langsung influencer crypto Cobie, UpOnly—keberadaannya di kehidupan nyata tidak diketahui. 

3. Su Zhu dan Kyle Davies

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong

Para pendiri Three Arrows Capital ini merupakan investor kawakan di dunia aset kripto. Mereka melalui serangkaian investasi spekulatif dengan uang pinjaman berhasil menciptakan salah satu dana lindung nilai (hedge fund) kripto paling sukses.

Akan tetapi, setelah taruhan yang salah pada Grayscale Bitcoin Trust dan investasi US$200 juta di Luna, yang kemudian runtuh, perusahaan itu bangkrut.

Meskipun perusahaan itu mengeklaim tidak memiliki "investor eksternal," ledakan keuangannya menyebabkan klaim miliaran dolar dari kreditur.

4. Alex Mashinsky

Ilustrasi mata uang kripto. (Pixabay/amhnasim)

Alex Mashinsky merupakan mantan CEO Celsius, perusahaan yang mengajukan kebangkrutan pada Juli 2022 setelah tergolong sebagai perusahaan kripto besar pertama yang membekukan penarikan pelanggan.

Menurut Reuters, Mashinsky dilaporkan bertanggung jawab atas strategi investasi perusahaan dan membuat serangkaian taruhan buruk, termasuk memanfaatkan secara berlebihan dan menempatkan sekitar $125 juta di Grayscale Bitcoin Trust, yang turun hampir 80 persen tahun ini.

Tahun lalu, perusahaan membanggakan 1 juta pelanggan dan sekitar US$20 miliar aset yang dikelola. Dalam pengajuan kepailitan, perusahaan menyatakan berutang lebih dari $4,7 miliar kepada pelanggan. Namun, tidak jelas apakah pelanggan Celsius akan mendapatkan kembali uang yang mereka investasikan, yang sebagian merupakan tabungan mereka.

5. Stephen Ehrlich

Ilustrasi pertemuan bisnis tentang keputusan investasi untuk bitcoin. Shutterstock/Morrowind

Pada puncak kesuksesannya, Voyager Digital milik Stephen Ehrlich mengiklankan hasil dua digit dengan bantuan pendukung selebritas seperti Mark Cuban.

Namun, masalah muncul ketika perusahaannya mengalami ganjalan likuiditas setelah terkuak perkara Three Arrows Capital yang gagal membayar utang lebih dari US$665 juta kepada Voyager Digital.

Usai menghimpun 3,5 juta pelanggan, Voyager Digital mengajukan kebangkrutan pada Juli.

Perusahaan hampir menjual asetnya ke FTX sekitar US$1,4 miliar. Namun, setelah krisis FTX barusan, Voyager mencari pembeli baru. Kini, perusahaan tersebut tampaknya akan dibeli oleh Binance AS.

Namun, Ehrlich mungkin akan berakhir lebih baik ketimbang sebagian besar pelanggan Voyager usai kondisi bangkrut. Dia dilaporkan menghasilkan jutaan dengan menjual saham Voyager selama puncaknya pada Februari dan Maret 2021.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Prabowo Ingin Memastikan Danantara Sesuai Aturan yang Berlaku
Viral Pertamax Diduga Sebabkan Kerusakan Mesin, Pertamina Minta Maaf
Nike dan Adidas Kehilangan Dominasi di Sepatu Lari
Menteri Perindustrian RI Tolak Proposal Investasi Apple US$100 Juta
MR. DIY Indonesia IPO Desember, Harga Rp1.650–Rp1.870
Unilever Resmi Jual Bisnis Es Krim ke Magnum Rp7 Triliun