Demi Efisiensi Bisnis, Google Gabungkan Maps dan Waze Jadi Satu Divisi

Karyawan Waze akan menjadi bagian Geo Google.

Demi Efisiensi Bisnis, Google Gabungkan Maps dan Waze Jadi Satu Divisi
Ilustrasi Google Maps dan Waze. Shutterstock/rvlsoft.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Google resmi menggabungkan tim Google Maps dan Waze dalam satu divisi. Namun, langkah tersebut takkan berdampak terhadap layanan pada masing-masing aplikasi pemetaan itu.

Dikutip dari The Wall Street Journal, Selasa (13/12), Google Maps dan Waze akan tetap menjadi aplikasi terpisah. Google memang memiliki dua aplikasi peta. Raksasa pencarian itu mengakuisisi Waze pada 2013.

Ke depannya, 500 karyawan Waze akan menjadi bagian dari Geo Google, departemen yang mengawasi Maps bersama Earth dan Street View.

“Google tetap sangat berkomitmen pada merek Waze yang unik, aplikasi kesayangannya, dan komunitas sukarelawan dan penggunanya yang berkembang pesat,” kata Head of PR Waze, Caroline Bourdeau, kepada The Verge. Menurutnya, penggabungan tim akan membawa manfaat peningkatan kolaborasi teknis.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa merger divisi Waze dan Maps ini mulai efektif pada Jumat (9/12).

Efisiensi bisnis

ilustrasi Google Maps (unsplash.com/Henry Perks)

Langkah Google menggabungkan tim Maps dan Waze ini merupakan bagian dari upaya efisiensi bisnis, termasuk dengan memangkas pekerjaan yang tumpang tindih

Meski melakukan reorganisasi, raksasa teknologi itu dikabarkan takkan menempuh langkah pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, CEO Waze, Neha Parikh, diperkirakan bakal meninggalkan posisinya dalam masa transisi ini.

CEO Google, Sundar Pichai, sebelumnya mengatakan pihaknya berupaya untuk membuat perusahaan menjadi lebih produktif dan efisien. Dia mengakui ada tekanan dari investor untuk menghemat biaya. Menurutnya, beberapa langkah untuk mencapai itu bisa melalui PHK atau menggabungkan beberapa produk perusahaan.

Sejak diakuisisi Google senilai lebih dari US$1 miliar pada 2013, Waze tetap independen dari layanan Google Maps asli. Noam Bardin, mantan CEO Waze, sempat menyatakan bahwa "Google menepati janji dan memberi kami otonomi" setelah kepergiannya pada 2021.

Menurut catatan The Wall Street Journal, Waze memiliki sekitar 151 juta pengguna aktif bulanan, dan berfokus pada penyediaan data lalu lintas terperinci untuk pengemudi. Sedangkan, pengguna Google Maps mencapai 1 miliar.

Waze dan Maps telah berbagi fitur sejak diakuisisi oleh Google. Data lalu lintas Waze mulai muncul di Maps tidak lama setelah akuisisi, dengan batas kecepatan, lokasi radar, dan fitur lainnya yang hadir kemudian. Sebagai balasan, Waze mendapat manfaat dari pengetahuan Google dalam pencarian.

Dikutip dari engadget, Waze adalah aplikasi navigasi yang sangat populer khususnya di Eropa, karena bersumber dari banyak pengguna. Pengguna individu dapat dengan mudah melaporkan lalu lintas, polisi, kecelakaan, masalah peta, kamera radar, dan lainnya dengan satu sentuhan tombol. Google Maps menambahkan kemampuan untuk melaporkan insiden mengemudi pada 2019, tetapi kurang diarahkan untuk mengandalkan kontribusi pengguna atau crowdsourcing.

Related Topics

Google MapsWazeGoogle

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina