Dibayangi Isu FTX, Harga Binance Coin Turun Dua Digit pada Desember

Binance Coin disinyalir memiliki kesamaan dengan FTT.

Dibayangi Isu FTX, Harga Binance Coin Turun Dua Digit pada Desember
Ilustrasi Binance Coin. Shutterstock/David Sandron.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Binance belakangan mendapat sorotan kuat karena nilai token bawaannya, Binance Coin (BNB), turun tajam pada akhir tahun ini. Sejumlah sentimen ditengarai sebagai penyebabnya, mulai FTX sampai masalah BNB yang tidak terdaftar pada sejumlah bursa kripto.

Melansir CoinDesk, kecemasan terhadap BNB muncul ketika harganya turun 17 persen menjadi US$245 per akhir pekan lalu. Angka tersebut dianggap di bawah rata-rata kinerja indeks pasar aset digital yang cuma turun 5,7 persen. Sedangkan, kapitalisasi pasar BNB hanya US$40 miliar saat ini, atau turun dari US$116 miliar rekor pada tahun lalu.

Sentimen utamanya adalah ihwal Binance yang berisiko kehilangan kepercayaan seperti terjadi pada FTX, platform pertukaran aset kripto yang mengajukan status kepailitan pada November. Terlebih, FTT, token milik FTX, menjadi petanda awal dari kesulitan platform karena nilainya yang menyusut.

Kesamaan lain antara BNB dan FTT adalah tidak terdaftar pada sejumlah bursa aset kripto utama di Amerika Serikat.

Beberapa analis kripto berspekulasi bursa utama AS mungkin menghindari daftar BNB karena takut bertentangan dengan regulator. Masalah apa pun di bidang regulasi juga dapat menimbulkan risiko bagi pemegang token.

“Bursa mungkin tidak mencantumkan BNB karena melihatnya sebagai keamanan mengingat sentralisasi jaringan mereka,” kata Lucas Outumuro, Kepala Penelitian di IntoTheBlock, dikutip dari CoinDesk, Rabu (28/12). “Mungkin juga tidak ada gunanya bursa AS mempertaruhkan daftar sekuritas, terutama jika itu adalah token pesaing.”

Karakter FTT dan BNB

Ilustrasi Binance. Shutterstock/askarim

Komisi Sekuritas dan Bursa AS menyatakan keamanan FTX tengah menjadi subjek pengaduan. Dalam dokumennya, otoritas tersebut menyebut token tersebut memilki mekanisme program “beli-dan-bakar” (buy and burn) yang memungkinkan fungsi investasi.

Binance juga menawarkan program pembakaran, yang diperkenalkan pada akhir 2021, berlabel “BNB Burn,” dan diumumkan di situs webnya, serta diperbarui paling lambat 13 Oktober 2022.

“BNB adalah mata uang deflasi, yang berarti mempertahankan nilai stabil dengan membakar tokennya sepanjang tahun,” demikian informasi dalam situs web tersebut.

Menurut Kepala Strategi Aset Digital di Fundstrat, Sean Farrell, BNB kemungkinan besar tidak terdaftar pada sebagian besar bursa domestik karena dapat dianggap sebagai keamanan oleh regulator.

Tanggapan sejumlah bursa

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong

Menurut situs web Binance, BNB adalah aset kripto yang menggerakkan ekosistem BNB Chain.

Situs tersebut menyatakan BNB dapat digunakan untuk berbagai hal seperti membayar barang dan jasa, menyelesaikan biaya transaksi pada Binance Smart Chain, serta berpartisipasi dalam penjualan token eksklusif.

Menurut CoinGecko, situs penetapan harga pasar aset digital, BNB terdaftar pada puluhan bursa kripto seperti KuCoin, Huobi, dan OKX.

Kraken mencantumkan lebih dari 120 token, tetapi tidak menawarkan BNB kepada pelanggannya.

Kepada CoinDesk, Juru Bicara Kraken mengatakan Kraken adalah pemain agnostik pasar kripto. Platform tersebut memiliki prosedur pemilihan dan pencatatan aset yang kuat yang memastikan aset menerima analisis dan pemeriksaan yang layak mereka dapatkan. Ini mencakup kepatuhan, hukum, dan keamanan yang ketat. proses."

Perwakilan Coinbase, yang juga belum mencantumkan BNB, mengatakan perusahaan belum mendaftarkan aset tersebut karena pelbagai alasan.

“Kami telah menyimpulkan bahwa aset tersebut tidak memenuhi standar daftar kami. Kami tidak memiliki cukup informasi tentang aset, pekerjaan integrasi teknis tambahan diperlukan, atau kami tidak mendukung jaringan untuk standar token yang diberikan,” ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina