Jakarta, FORTUNE – Telkomsat, anak usaha dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, memperoleh hak labuh satelit Starlink dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. Perusahaan yang bergerak di bidang penyedia layanan satelit ini lantas menyatakan siap mendukung pemerataan internet di pelbagai wilayah Indonesia.
Starlink merupakan layanan konstelasi internet yang dioperasikan oleh SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa yang didirikan oleh Elon Musk. Starlink diklaim sanggup memberikan layanan konektivitas broadband dengan kecepatan tinggi.
Direktur Utama Telkomsat, Lukman Hakim Abd Rauf, mengatakan hak labuh tersebut merupakan lisensi bagi Telkomsat untuk memberikan layanan pada jaringan perantara yang menghubungkan infrastruktur backbone milik TelkomGroup dengan tower BTS, WiFi, atau perangkat distribusi akses melalui fiber optik.
Menurutnya, layanan ini hanya tersedia dalam penyelenggaraan jaringan tetap tertutup, dan bukan untuk layanan pelanggan ritel dengan akses internet secara langsung.
“Dengan telah diterimanya hak labuh Starlink tersebut, Telkomsat semakin siap mendukung program pemerataan pembangunan jaringan telekomunikasi broadband dalam rangka memperkecil kesenjangan layanan digital di seluruh wilayah Indonesia,” kata Lukman, dalam keterangan kepada media, dikutip Rabu (15/6).
Menurutnya, Telkom Group menyambut baik kehadiran Starlink sebagai pelengkap dalam layanan bisnis telekomunikasi broadband di Indonesia. Starlink, kata dia, dapat membantu pula percepatan penetrasi maupun pemerataan layanan telekomunikasi di Indonesia, khususnya segmen pasar bisnis ke bisnis (B2B).
Kolaborasi dan sinergi
Ketersediaan layanan telekomunikasi broadband yang merata di seluruh wilayah menjadi suatu keharusan baik di daerah urban, suburban hingga rural, kata Lukman. Di sisi lain, kondisi geografis Indonesia juga cukup menantang bagi program program pemerataan pembangunan jaringan fiber optik.
Maka, menurut Lukman, Starlink hadir sebagai solusi yang tepat untuk mengisi kebutuhan jaringan backhaul di wilayah yang belum terjangkau fiber optik. Starlink merupakan layanan berbasis sistem konstelasi Satelit Non Geostationer orbit rendah dengan ketinggian 500-1.400 km.
Starlink dianggap mampu memberikan layanan dengan latency rendah, throughput tinggi, dan didukung oleh perangkat stasiun bumi yang mudah diinstalasi dan portable.
“Hal tersebut dapat menjadi solusi terhadap keterbatasan jaringan backhaul di dalam penyelenggaraan layanan telekomunikasi,” ujarnya. Dia mengatakan dengan hak labuh tersebut, TelkomGroup siap mendukung percepatan menuju masyarakat digital yang lebih baik.
Telkomsat memang telah menjajaki sinergi dengan SpaceX. Pada kuartal pertama tahun lalu, perusahaan dan SpaceX sepakat untuk bekerja sama dalam pemanfaatan layanan Starlink. Kerja sama ini dianggap sebagai langkah strategis untuk mempercepat pembangunan infrastruktur serta platform digital yang berkelanjutan, ekonomis, dan mudah diakses oleh seluruh masyarakat.