Jakarta, FORTUNE – Upaya efisiensi yang diterapkan oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk tampaknya membuahkan hasil. Perusahaan teknologi itu pada kuartal pertama tahun ini memangkas rugi bersih menjadi Rp3,89 triliun dari rugi Rp6,61 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
“Rugi bersih menurun didorong antara lain oleh pertumbuhan pendapatan serta penurunan insentif dan biaya pemasaran produk,” kata Direktur Keuangan Grup GoTo, Jacky Lo, dalam keterangan pers yang dikutip Jumat (28/4).
Rilis laporan keuangan menunjukkan pendapatan bruto GoTo naik 14 persen menjadi Rp5,98 triliun, sedangkan pendapatan bersih mencapai Rp3,33 triliun, atau meningkat 128 persen secara tahunan.
Sementara itu, upaya penghematan beban usaha pada kuartal keempat 2022 telah mengurangi beban operasional berulang (recurring cash operating expenses) hingga Rp460 miliar atau 17 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Penghematan beban personalia dari langkah yang diambil pada November 2022 adalah Rp210 miliar, meningkat 13 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Beban insentif dan pemasaran produk juga turun signifikan, yaitu 39 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, yang mencerminkan total penghematan Rp2,6 triliun.
“Menjaga kedisiplinan dalam pengelolaan beban merupakan bagian penting dari strategi jangka panjang perseroan,” ujarnya.
Menuju profitabilitas
Direktur Utama Grup GoTo, Andre Soelistyo, menyatakan perusahaannya yakin untuk terus melangkah menuju profitabilitas. Laba sebelum bunga, pajak, dan amortisasi (EBITDA) pada Januari-Maret tahun ini mencapai minus Rp1,59 triliun, atau membaik dari minus Rp4,86 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
“Perseroan telah berada pada pertengahan jalan menuju target EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal keempat. Fokus kami pada pelanggan setia yang profitable serta kedisiplinan dalam pengelolaan beban, telah meningkatkan efisiensi secara signifikan, sekaligus memberikan sekilas gambaran prospek GoTo di masa depan,” ujar Andre.
Posisi kas GoTo dan neraca keuangan dikatakan tetap solid dengan jumlah kas dan setara kas Rp26,8 triliun dan fasilitas kredit sekitar Rp4,65 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp1,5 triliun telah digunakan per 31 Maret 2023.
“Perseroan meyakini akan mencapai arus kas operasional positif tanpa tambahan pendanaan eksternal,” tambahnya.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini, GoTo membukukan pertumbuhan nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) 6 persen dalam setahun menjadi Rp149 triliun. GoTo pun memperkirakan pertumbuhan transaksi dan GTV yang lebih moderat sepanjang tahun sejalan dengan ikhtiar mempercepat profitabilitas berbasis konsumen setia.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia, saat artikel ini ditulis saham GoTo Rp99,00 per lembar, jauh dari levep Rp338 per saham yang merupakan harga penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada April tahun lalu.