Elon Musk Bakal Bikin Startup AI Untuk Saingi OpenAI

Elon sedang menyusun tim untuk mengembangkan AI

Elon Musk Bakal Bikin Startup AI Untuk Saingi OpenAI
Elon Musk (REUTERS/Mike Blake)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Elon Musk tak henti-hentinya membawa kabar mengenai obsesinya terhadap teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Meski belum lama ini menyerukan penyetopan eksperimen teknologi tersebut karena risiko di dalamnya, CEO Tesla dan Twitter itu justru dikabarkan tengah merintis perusahaan teknologi khusus AI. 

Financial Times melansir, Senin (17/4), startup kecerdasan baru tersebut nantinya akan bersaing langsung dengan OpenAI, pengembang ChatGPT. 

Bulan lalu Elon dilaporkan mendirikan perusahaan bernama X.AI, menurut catatan bisnis Nevada dan menjadi satu-satunya direktur perusahaan. Sementara, posisi sekretaris perusahaan diiisi oleh Jared Birchall, mantan bankir Morgan Stanley yang mengelola kekayaan Elon. 

Melalui keterbukaan informasi, Elon pun mengubah nama Twitter menjadi X Corp, yang diperkirakan sebagai bagian dari rencananya untuk membuat "aplikasi serba ada" di bawah brand "X".

Kini, Kepala Eksekutif Tesla dan Twitter itu dikabarkan sedang menyusun tim peneliti dan insinyur kecerdasan buatan. Pada saat bersamaan, Elon tengah berdiskusi dengan sejumlah investor di SpaceX dan Tesla ihwal penyuntikan modal ke dalam usaha barunya. 

Ambisi Elon

Tangan pengusaha menggunakan smartphone untuk mencari informasi dan mengobrol dengan AI atau kecerdasan buatan, Database dengan sistem cerdas, teknologi masa depan, kemajuan teknis, ChatGPT. Shutterstock/Noos Studio.

Untuk membuat proyek baru AI ini, Elon telah mengamankan ribuan prosesor GPU bertenaga tinggi, demikian kabar dari Financial Times. GPU adalah chip kelas atas yang diperlukan untuk membangun model bahasa besar berbasis AI. Nantinya, teknologi tersebut yang mampu memahami konten dalam jumlah besar dan menghasilkan tulisan seperti manusia, serupa dengan teknologi yang mendukung ChatGPT.

Selain itu, Elon merekrut insinyur dari laboratorium AI top termasuk Ihor Babuschkin, mantan karyawan DeepMind. Langkah ini dikatakan sebagai respons seriusnya dalam menanggapi perkembangan pesat dari OpenAI. 

Di sisi lain, Elon sendiri sangat kritis terhadap AI, dan vokal dalam menyampaikan kekhawatirannya mengenai dampak teknologi tersebut terhadap ancaman eksistensial. 

Dia juga secara terbuka mengkritik OpenAI karena dalam pandangannya perusahaan itu menjadi kurang transparan dan terlalu berpikiran komersial dalam mengejar perkembangan AI. Elon sangat prihatin dengan GPT-4, model AI baru OpenAI, yang berisiko menciptakan kebohongan dan menunjukkan bias politik.

Padahal, Elon pernah menjadi pimpinan OpenAI. Namun, pada 2018, dia meninggalkan perusahaan AI tersebut karena ingin berfokus pada Tesla, yang juga banyak berinvestasi pada AI. 

Menurut Financial Times, perusahaan AI baru Elon bisa jadi terpisah dari perusahaannya yang lain. Meski demikian, perusahaan rintisan anyar itu dapat menggunakan konten Twitter sebagai data untuk melatih model bahasanya dan memanfaatkan Tesla sebagai sumber daya komputasi.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024