Google Gabungkan Meet & Duo Jadi Satu, Begini Dampak Bagi Pengguna

Pengguna Duo akan mendapatkan pelbagai fitur Meet.

Google Gabungkan Meet & Duo Jadi Satu, Begini Dampak Bagi Pengguna
Layanan Google (Google One, Gmail, Chrome, Duo, Meet, Duo, Ads) ikon aplikasi di layar smartphone iPhone. Google adalah mesin pencari internet terbesar di dunia. Shutterstock/Primakov
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Google akan menggabungkan layanan video Google Meet dan Duo dalam satu aplikasi. Semula, Google Meet merupakan fitur yang ditujukan khusus untuk pengguna bisnis, sedangkan Google Duo dimaksudkan sebagai aplikasi video bagi semua orang—dan mirip seperti FaceTime di Apple.

Penggabungan aplikasi Google Meet dan Duo tersebut, menurut Google, akan “dimulai dalam beberapa minggu mendatang”. Rencananya Google akan menambahkan semua fitur di Google Meet ke dalam aplikasi Duo. Lalu, pada akhir tahun ini, aplikasi Duo akan diganti namanya menjadi Google Meet, dengan Meet akan menjadi layanan komunikasi video tunggal dari Google.

Dikutip dari GSM Arena, Jumat (3/6), Duo nantinya masih akan menyimpan semua fitur panggilan video yang ada, bahkan dengan nama baru. Riwayat percakapan, kontak, dan pesan pengguna Duo dipastikan aman karena tidak akan ada aplikasi lain yang diunduh. Proses perubahannya diklaim akan lancar. Dengan begitu, pengguna Duo kelak akan mengetahui jika aplikasinya telah berganti menjadi Meet.  

Pengguna aplikasi video itu tentu akan mendapatkan sejumlah fitur baru seperti yang ada di Google Meet. Di antaranya: latar belakang virtual, penjadwalan rapat, obrolan dalam rapat, berbagi konten secara langsung, panggilan video dengan hingga 100 peserta, dan integrasi dengan fitur Google lain seperti Gmail, Kalender, Asisten, dan Pesan.

Sedangkan bagi pengguna Meet saat ini, pengguna aplikasi video itu akan diberikan opsi untuk menginstal aplikasi terbaru saat membuka Google Meet lama.  

Pun demikian, perubahan tersebut takkan berdampak pada kantong pengguna. Sebab, pengguna Meet maupun Duo bisa menikmati pengalaman baru tersebut secara gratis.

Alasan Google

Kantor Pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (Shutterstock/ achinthamb)

Vice President & GM Google, Javier Soltero, menyatakan langkah tersebut telah dipersiapkan cukup lama. Pada 2020, perusahaan menyatukan tim Duo dan Meet dengan tujuan menggabungkan kedua produk menjadi satu.

“Menurut kami, sangat penting dan strategis bagi Google untuk dapat melayani seluruh pasar video, mulai dari penggunaan konsumen hingga penggunaan organisasi dan komersial dengan platform layanan umum dan produk yang pengalaman penggunanya dipandu oleh rasa kesederhanaan dan intuisi yang sama,” kata Javier, seperti dikutip dari Tech Crunch.

Direktur Manajemen Produk Google Meet dan Duo, Dave Citron, menyatakan saat COVID-19 mewabah, Duo dan Meet tiba-tiba mengalami kenaikan pengguna secara drastis, serta menemukan segmen produk yang sesuai pasar.

Dia memberikan penekanan soal ide di balik penggabungan tersebut adalah untuk tidak meninggalkan pengguna. Di satu sisi pengguna Duo mesti bisa menggunakan aplikasi, meski namanya telah berubah. Di sisi lain, pengguna Meet masih bisa memakainya untuk menggelar rapat terjadwal, tapi juga termasuk memiliki opsi untuk melakukan panggilan dengan tujuan khusus.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina