Jakarta, FORTUNE – Alphabet Inc, perusahaan induk raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) Google mengumumkan investasi US$1 miliar atau sekitar Rp14,3 triliun (asumsi kurs Rp14.250) yang akan ditanamkan kepada Bharti Airtel, perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di India.
Dalam keterangan yang dikutip dari Tech Crunch, Senin (31/1), Google mengatakan investasi tersebut mencakup US$700 juta untuk mengakuisisi 1,28 persen saham Bharti Airtel, yang merupakan milik miliarder Sunil Bharti Mittal. Sisanya, sebanyak US$300 juta akan digunakan untuk menjajaki perjanjian komersial multi-tahun dengan perusahaan telekomunikasi tersebut.
Sebagai informasi, Bharti Airtel merupakan perusahaan telekomunikasi dengan lebih dari 300 juta pelanggan. Berdasarkan warta Aljazeera, Airtel juga merupakan penyedia jasa komunikasi global dengan telah menjangkau 17 negara di Asia Selatan dan Afrika.
Google pada 2020 juga telah mengakuisisi 7 persen saham perusahaan telekomunikasi Reliance Jio, yang dimiliki oleh orang terkaya di Asia, Mukesh Ambani. Dalam aksi korporasi itu, Google menggelontorkan dana hingga US$4,5 miliar atau setara Rp64,13 triliun. Raksasa teknologi tersebut bekerja sama dengan Reliance Jio untuk melancurkan gawai 4G berbiaya murah pada November tahun lalu.
Pengembangan industri telko India termasuk 5G
Google dan Bharti Airtel akan bekerja sama untuk memperluas penawaran Airtel yang mencakup berbagai perangkat berkemampuan Android kepada konsumen melalui “program keterjangkauan inovatif”, demikian pernyataan kedua perusahaan tersebut. Google dan Airtel juga akan menjajaki kemitraan dengan pembuat ponsel untuk membuat smartphone yang lebih terjangkau.
“Airtel adalah pelopor terkemuka yang membentuk masa depan digital India, dan kami bangga bermitra dalam visi bersama untuk memperluas konektivitas dan memastikan akses yang adil ke internet untuk lebih banyak orang India,” kata Sundar Pichai, kepala eksekutif Google dan Alphabet yang juga merupakan pria kelahiran India. Menurut Pichai, investasi di Airtel merupakan kelanjutan dari upaya “Dana Digitalisasi Google untuk India”.
CEO Bharti Airtel, Sunil Bharti Mittal, menambahkan investasi tersebut akan membantu perseoran dalam mengembangkan perangkatnya, internet broadband rumah tangga, pusat data, adopsi cloud, dan mengembangkan jaringan 5G. "Apa yang akan dilakukan ini sebenarnya menjalankan agenda digital kami secara dramatis," katanya namun tanpa memerinci rencana spesifik tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
Sebagai tambahan, dengan lebih dari 600 juta pengguna internet—dan masih banyak warga yang belum banyak memiliki akses internet—India adalah salah satu pasar pertumbuhan terbesar untuk raksasa teknologi termasuk Google. Layanan Google sendiri telah diakses oleh lebih dari 100 juta pengguna di India.
Kompetisi di pasar telekomunikasi India juga cukup ketat. Bharti Airtel, Reliance Jio, dan Vodafone (perusahaan telekomunikasi asal Inggris) dikabarkan telah mengalami perang tarif internet dan panggilan gratis yang sengit dalam beberapa tahun terakhir.
Investasi Google sebelumnya
Tak lama sebelum investasi ke operator telekomunikasi India tersebut, Google pada November tahun lalu menyampaikan akan menggelontorkan dana sebanyak US$736 juta atau sekitar Rp10,49 triliun kepada Australia untuk lima tahun ke depan. Mengutip BBC, investasi tersebut dianggap yang terbesar dari raksasa teknologi tersebut di Australia.
Google menyebut guyuran dana itu akan digunakan untuk membangun pusat penelitian, meningkatkan kapasitas komputasi awan (cloud computing), dan mendanaai kemitraan dengan organisasi lokal di Negara Kangguru tersebut. Langkah itu— yang bernama Digital Future Initiative—diharapkan secara langsung menciptakan 6.000 pekerjaan dan mendukung 28.000 pekerjaan secara keseluruhan.
Menukil The Strait Times, Google dan Temasek Holdings (perusahaan investasi dari Singapura) pada tahun sama sempat dikabarkan menggelontorkan dana sebesar US$350 juta atau setara Rp4,99 triliun kepada Tokopedia untuk mendorong ekspansi dari e-commerce tersebut.
Sementara itu, Google Ventures, perusahaan modal ventura dari Google, menyebut telah menanam dana di lebih dari 300 perusahaan rintisan dengan total dana kelolaan mencapai US$8 miliar atau sekitar Rp114 triliun. Berikut contoh sejumlah startup yang didanai oleh Google.
- Uber
- Medium
- GitLab
- Lemonade
- Cloudera, dan masih banyak lainnya