Grup Meta Akan Rilis Aplikasi Serupa Twitter Milik Elon Musk

Aplikasi baru Meta akan terdesentralisasi.

Grup Meta Akan Rilis Aplikasi Serupa Twitter Milik Elon Musk
Shuterstock/Michael Vi
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Meta Platforms Inc., tengah menjajaki upaya membuat aplikasi berbasis microblog dan teks serupa Twitter maupun Mastodon. Perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan Whatsapp itu belakangan tengah aktif menggulirkan sejumlah insiatif untuk memepet pesaingnya.

“Kami sedang menjajaki jejaring sosial terdesentralisasi mandiri untuk berbagi pembaruan teks,” kata juru bicara Meta, dilansir dari BBC, Senin (13/3).

Dia mengatakan pula produk itu akan memberikan ruang baru bagi kreator konten dan figur publik untuk saling terhubung, serta bersama-sama membagikan minat masing-masing.

Dilansir dari laman Money Control, aplikasi baru ini diberi nama kode P92. Media sosial terbaru itu akan dibangun berdasar atas kerangka kerja yang menggerakkan Mastodon, layanan jejaring mirip Twitter yang diluncurkan pada 2016.

Dengan begitu, aplikasi terbaru Meta ini akan bekerja secara terdesentralisasi. Dalam arti lain, platform tidak akan dijalankan atas keinginan satu penjual, serta tidak dapat dijual atau dibeli oleh satu pihak.

Nantinya, pengguna akan dapat masuk ke media sosial baru itu melalui akses akun Instagram masing-masing.

Inisiatif Meta

Aplikasi media sosial di ponsel Android. Shutterstock/TY Lim.

Jika Meta membuat platform terbarunya terdesentralisasi, itu berarti penggguna bisa membuat server yang berisi komunitas dengan aturan sendiri, serta tanpa kendali dari entitas pusat. Pada saat sama, pihak ketiga bisa membuat aplikasi dan fitur ke dalam platform, yang disinyalir berpotensi memberikan pengalaman positif bagi pengguna.

Meski demikian, belum jelas kapan Meta akan meluncurkan media sosial tersebut, demikian BBC.

Dikutip dari CNN Business, sejumlah perusahaan media sosial belakangan berupaya untuk memanfaatkan gejolak yang terjadi di Twitter, terutama setelah aplikasi itu diakuisisi Elon Musk. Misalnya saja, Twitter beberapa waktu ini kerap mengalami pemadaman. Dari segi bisnis, platform media sosial itu juga kesulitan karena penurunan jumlah pengiklan.

Di tengah situasi tersebut, Mastodon berhasil meningkatkan basis penggunanya dari 300.000 menjadi lebih dari 2,5 juta pengguna hanya dalam beberapa pekan setelah Twitter resmi diakuisisi oleh Musk pada Oktober 2022.

Namun, pertumbuhan Mastodon telah melambat dalam beberapa bulan terakhir. Itu disinyalir karena pengguna berjuang dengan sifat platform terdesentralisasi yang agak mudah dan kurang ramah pengguna.

Sementara, Meta belakangan juga aktif menggulirkan inisiatif untuk mengembangkan media sosialnya. Facebook, umpamanya, sedang berupaya untuk menarik minat pengguna yang lebih muda. Selain itu, Facebook juga berfokus pada metaverse, meski belum membuahkan hasil.

Instagram juga menghadapi persaingan ketat dari TikTok. Kabarnya, Meta akan mengubah strateginya di Instagram dengan berfokus pada video dan konten yang direkomendasikan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024