Imbas Kemelut FTX, Platform Pinjaman Kripto Genesis Ajukan Pailit

Genesis tengah dalam pembicaraan dengan kreditur.

Imbas Kemelut FTX, Platform Pinjaman Kripto Genesis Ajukan Pailit
ilustrasi Kripto (unsplash.com/ Pierre Borthiry Peiobty)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Bertambah lagi jumlah perusahaan aset kripto yang terdampak oleh krisis bursa FTX. Kali ini Genesis Global, perusahaan pemberi pinjaman aset kripto, dikabarkan bakal mengajukan kepailitan.

Reuters melansir laporan Bloomberg, Kamis (19/1), mengenai kabar Genesis yang kinerjanya loyo. Terlebih, isu itu muncul setelah Genesis menyetop penarikan dana pelanggan sejak November akibat perkara FTX.

Perusahaan yang sedang kepayahan itu dilaporkan sedang dalam proses negosiasi yang bersifat rahasia dengan berbagai krediturnya. Perusahaan itu memperingatkan proposal perlindungan kebangkrutan kemungkinan bakal dimajukan jika gagal meningkatkan modal.

Menurut laporan The Block, Genesis tengah membahas dengan kreditur tentang rencana kebangkrutan yang dipersiapkan sebelumnya. Itu berarti baik Genesis maupun kreditur akan mencapai kesepakatan restrukturisasi sebelum pengajuan kebangkrutan apa pun.Kesepakatan itu akan diselesaikan di pengadilan.

Imbas FTX

Bursa FTX. Shutterstock/Sergei Elagin.

Sejak keruntuhan dan kebangkrutan FTX pada November, Genesis berupaya keras untuk mendapatkan modal baru atau mencapai kesepakatan dengan kreditur, menurut CoinDesk. Pada saat bersamaan, Digital Currency Group (DCG), perusahaan induk dari Genesis, berada dalam tekanan yang meningkat untuk mendapatkan US$900 juta locked deposits.

Genesis juga terlibat konflik dengan platform pertukaran Gemini. Menurut Reuters, Gemini menawarkan produk pinjaman aset kripto yang disebut Earn dalam kemitraan dengan Genesis. Bursa aset kripto itu baru-baru ini menyatakan Genesis memiliki utang US$900 juta karena produk tersebut.

Gemini dan Genesis sama-sama mendapat sorotan dari regulator. Pekan lalu, Komisi Sekuritas dan Pertukaran Amerika Serikat menuding keduanya menjual sekuritas secara ilegal kepada ratusan ribu investor melalui program pinjaman aset kriptonya.

Runtuhnya FTX telah memakan beberapa korban, termasuk BlocFi, perusahaan pemberi pinjaman aset kripto, dan Core Scientific, salah satu perusahaan penambangan aset kripto terbesar di AS. Mereka telah mengajukan kebangkrutan beberapa bulan setelah kasus FTX menyeruak.

Belakangan, krisis FTX menjadi sorotan para pelaku aset kripto. Bursa aset kripto itu mengajukan kepailitan pada November 2022 usai mengalami penarikan dana besar-besaran.

Bahkan, FTX mesti menghadapi gugatan dari para investornya atas dugaan penipuan. Pelanggan FTX melayangkan gugatan ke pengadilan AS, dan menuding Sam Bankman-Fried, mantan CEO FTX, secara sengaja menyalahgunakan dana pelanggan untuk mendanai strategi berisiko serta membiayai gaya hidupnya yang mewah.

Sam Bankman-Fried didakwa dengan delapan tuduhan termasuk penipuan sekuritas, wire fraud, dan beberapa tuduhan konspirasi yang melibatkan pencucian uang serta pelanggaran dana kampanye.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya