Imbas Krisis FTX, Bank Kripto Silvergate Setop Layanan Pembayaran

Silvergate telah menyetop layanan pembayarannya.

Imbas Krisis FTX, Bank Kripto Silvergate Setop Layanan Pembayaran
ilustrasi Kripto (unsplash.com/ Pierre Borthiry Peiobty)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sentimen negatif masih menguasai industri aset kripto dengan adanya kabar terbaru mengenai penghentian jaringan pembayaran aset kripto oleh perusahaan jasa keuangan yang menawarkan fasilitas transfer antara investor dengan perusahaan aset kripto, Silvergate.

Menurut warta Fortune.com, Sabtu (4/3), para ahli sebenarnya telah memperingatkan usai FTX bangkrut pada November 2022 bahwa krisis perusahaan aset kripto itu dapat berdampak sistemik ke industri.

Dalam menjalankan bisnisnya, Silvergate mengandalkan simpanan pelanggan. Namun, situasinya berubah ketika FTX, salah satu bursa aset kripto terbesar di dunia, bangkrut dan membawa efek negatif pada platform jual beli lain.

Pada saat FTX runtuh, sekitar 90 persen dari basis simpanan Silveragate berasal dari perusahaan kripto. Bank tersebut pun langsung kehilangan US$1,8 miliar akibat arus keluar dana pada kuartal IV-2022 setelah FTX kena masalah. Pada akhir Desember, total simpanan Silvergate hanya bersisa sekitar US$6 miliar.

Sementara itu, harga saham Silvergate telah turun sekitar 95 persen dari pertengahan Agustus tahun lalu, dan saat ini hanya bertengger pada posisi US$6. 

Pada Jumat (3/3), Silvergate menghentikan Silvergate Exchange Network (SEN), jaringan pembayaran aset kriptonya.

Gejolak bisnis

ilustrasi kripto (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Pekan lalu Silvergate menginformasikan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) tentang ketidakmampuan mereka untuk mengirimkan laporan keuangan tahunannya secara tepat waktu. Dalih yang dipakai: perlu waktu untuk mengevaluasi kembali strategi bisnis serta kemampuannya untuk terus beroperasi.

Sejumlah perusahaan aset kripto seperti Coinbase, Paxos, Circle, dan Crypto.com pun sontak memutus kerja sama dengan Silvergate. Padahal, beberapa dari platform aset kripto yang disebut itu sebelumnya menjadikan Silvergate sebagai mitra keuangan tunggal.

Muncul spekulasi bahwa Federal Deposit Insurance Corporation akan memasukkan Silvergate dalam proses penyehataan, baik itu dengan menemukan bank lain untuk mengakuisisi Silvergate, atau mengambil alih simpanannya. \

Kabarnya, Wells Fargo tertarik untuk mengambil alih Silvergate.

“Silvergate benar-benar kisah peringatan,” kata Joseph Silvia, mantan penasihat Federal Reserve Bank of Chicago dan mitra di Dickinson Wright. “Tapi masih ada peluang di luar sana, dan menurut saya aset kripto umumnya tidak akan kemana-mana.”

Menurut Silvia, dengan keluarnya Silvergate dari ekosistem kripto, serta kemungkinan bank lain menjadi ragu untuk memasuki sektor aset digital ini, perusahaan kripto bisa jadi akan lebih sulit mendapatkan rekening deposito, serta layanan penting lainnya. Akibatnya, layanan perbankan akan menjadi lebih mahal bagi perusahaan aset kripto.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina