Jakarta, FORTUNE – Coinbase Global melaporkan kinerja 2022 yang tidak memuaskan setelah untung pada tahun sebelumnya. Bursa aset kripto terbesar di Amerika Serikat itu terdampak oleh penurunan volume transaksi perdagangan karena pasar yang lesu.
Coinbase membukukan kerugian US$557 juta sepanjang tahun lalu, lansir Reuters, Rabu (20/2), padahal pada tahun sebelumnya perusahaan itu bisa untung US$840 juta.
Ini merupakan kerugian selama empat kuartal berturut-turut sepanjang 2022.
Sementara, pendapatan bersihnya pada kuartal keempat 2022 hanya US$605 juta, atau turun tajam dari US$2,49 miliar pada periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Pasar aset digital memang beroleh sentimen buruk dalam setahun terakhir. Namun, pukulan terbesar dari industri ini datang dari bursa aset kripto FTX yang mengajukan kebangkrutan pada November tahun lalu.
“Setelah kegagalan FTX dan perusahaan aset kripto lainnya, kami telah melihat peningkatan pengawasan peraturan,” kata CEO Coinbase, Brian Armstrong, dalam konferensi pers kinerja dengan para analis, seperti dilansir dari The Straits Times.
Tantangan ketidakpastian
Di tengah penurunan pasar, Coinbase melaporkan volume perdagangan pada kuartal keempat tahun lalu anjlok 74 persen secara tahunan menjadi US$145 miliar. Untuk volume perdagangan investor ritel secara khusus, penurunanya 89 persen menjadi US$20 miliar.
Satu-satunya pencapaian positif Coinbase adalah kenaikan pada pendapatan langganan dan layanan sebesar 33 persen menjadi US$282,8 juta. Hal itu ditengarai terjadi karena kenaikan suku bunga yang besar.
Pada sisi lain, Coinbase agaknya harus pasrah bahwa pangsa pasarnya mulai menurun. Menurut data dari CryptoCompare, market share bursa aset kripto itu per Februari 2023 hanya 4,1 persen, atau menurun dari 5,9 persen pada November 2022. Sebagai perbandingan, Binance sampai saat ini masih menjadi penguasa bursa kripto dengan pangsa pasar 60 persen pada Februari.
Penurunan kinerja Coinbase sepertinya juga berhubungan dengan kinerja sahamnya, yang sepanjang 2022 anjlok hingga 85 persen.
Memasuki 2023, saham Coinbase meningkat 75 persen disinyalir karena reli harga aset kripto yang mendongkrak volume perdagangan.
Meski demikian, perusahaan dikatakan masih menghadapi ketidakpastian. Sebab, beberapa lini bisnis terbarunya, seperti pendapatan stablecoin dan staking, menghadapi pengawasan ketat dari regulator AS.
Sebelumnya, Coinbase juga menempuh langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Bursa aset kripto itu memangkas 20 persen stafnya pada Januari, setelah memberhentikan 18 persen pekerjanya pada Juni tahun lalu.