Imbas Pasar Lesu, Kinerja Coinbase pada 2022 Berbalik Rugi

Pendapatan perusahaan anjlok seiring volume transaksi turun.

Imbas Pasar Lesu, Kinerja Coinbase pada 2022 Berbalik Rugi
Ilustrasi Coinbase. Shutterstock/rarrarorro
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Coinbase Global melaporkan kinerja 2022 yang tidak memuaskan setelah untung pada tahun sebelumnya. Bursa aset kripto terbesar di Amerika Serikat itu terdampak oleh penurunan volume transaksi perdagangan karena pasar yang lesu.

Coinbase membukukan kerugian US$557 juta sepanjang tahun lalu, lansir Reuters, Rabu (20/2), padahal pada tahun sebelumnya perusahaan itu bisa untung US$840 juta.

Ini merupakan kerugian selama empat kuartal berturut-turut sepanjang 2022. 

Sementara, pendapatan bersihnya pada kuartal keempat 2022 hanya US$605 juta, atau turun tajam dari US$2,49 miliar pada periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Pasar aset digital memang beroleh sentimen buruk dalam setahun terakhir. Namun, pukulan terbesar dari industri ini datang dari bursa aset kripto FTX yang mengajukan kebangkrutan pada November tahun lalu.

“Setelah kegagalan FTX dan perusahaan aset kripto lainnya, kami telah melihat peningkatan pengawasan peraturan,” kata CEO Coinbase, Brian Armstrong, dalam konferensi pers kinerja dengan para analis, seperti dilansir dari The Straits Times.

Tantangan ketidakpastian

ilustrasi Kripto (unsplash.com/ Pierre Borthiry Peiobty)

Di tengah penurunan pasar, Coinbase melaporkan volume perdagangan pada kuartal keempat tahun lalu anjlok 74 persen secara tahunan menjadi US$145 miliar. Untuk volume perdagangan investor ritel secara khusus, penurunanya 89 persen menjadi US$20 miliar.

Satu-satunya pencapaian positif Coinbase adalah kenaikan pada pendapatan langganan dan layanan sebesar 33 persen menjadi US$282,8 juta. Hal itu ditengarai terjadi karena kenaikan suku bunga yang besar.

Pada sisi lain, Coinbase agaknya harus pasrah bahwa pangsa pasarnya mulai menurun. Menurut data dari CryptoCompare, market share bursa aset kripto itu per Februari 2023 hanya 4,1 persen, atau menurun dari 5,9 persen pada November 2022. Sebagai perbandingan, Binance sampai saat ini masih menjadi penguasa bursa kripto dengan pangsa pasar 60 persen pada Februari.

Penurunan kinerja Coinbase sepertinya juga berhubungan dengan kinerja sahamnya, yang sepanjang 2022 anjlok hingga 85 persen.

Memasuki 2023, saham Coinbase meningkat 75 persen disinyalir karena reli harga aset kripto yang mendongkrak volume perdagangan.

Meski demikian, perusahaan dikatakan masih menghadapi ketidakpastian. Sebab, beberapa lini bisnis terbarunya, seperti pendapatan stablecoin dan staking, menghadapi pengawasan ketat dari regulator AS.

Sebelumnya, Coinbase juga menempuh langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Bursa aset kripto itu memangkas 20 persen stafnya pada Januari, setelah memberhentikan 18 persen pekerjanya pada Juni tahun lalu. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024