Indodax: Inflasi AS Melandai Jadi Katalis Pasar Kripto

Sentimen makro turut menentukan.

Indodax: Inflasi AS Melandai Jadi Katalis Pasar Kripto
ilustrasi Kripto (unsplash.com/ Pierre Borthiry Peiobty)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Indodax mensinyalir penurunan inflasi di Amerika Serikat telah menjadi katalis positif bagi performa pasar aset digital.

CEO Indodax, Oscar Darmawan, dalam keterangan pers yang dikutip Senin (20/2), menyatakan kenaikan harga aset kripto terjadi akibat permintaan yang tinggi. Menurutnya, tumbuhnya minat terhadap kelas aset ini mendorong pasar bergerak ke arah positif.

Jika ditelisik lebih dalam, katanya, terdapat faktor-faktor yang mendukung investor untuk melakukan aksi beli aset kripto.

"Turunnya angka inflasi membuat masyarakat lebih leluasa untuk mengoleksi portofolio investasi digital,” katanya, seraya menambahkan penurunan inflasi juga menyiratkan kebijakan moneter AS yang lebih longgar.

Saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin, naik 12,21 persen dalam sepekan terakhir menjadi US$24.509. Sedangkan, dalam kurun waktu sama nilai Ethereum meningkat 11,34 persen, XRP 4,34 persen, Cardano 11,46 persen, dan Polygon 22,76 persen.

Menurut data dari Trading Economics, inflasi AS secara tahunan pada Januari tahun ini mencapai 6,4 persen, atau lebih rendah dari 6,5 persen dari Desember tahun lalu.

Sentimen ekonomi

Ilustrasi Indodax. Shutterstock/Ira Lichi

Menurut Oscar, dulu sentimen makrekononomi tidak terlalu berpengaruh terhadap pasar kripto ketika karakter tedesentralisasinya baru muncul, .

Namun, seiring perkembangannya, investasi aset kripto semakin populer. Oscar menyebut banyak investor pemula yang bermunculan dan meramaikan pasar aset kripto. Pada saat sama, investor institusi juga tak sedikit yang berpartisipasi termasuk perusahaan seperti MicroStrategy.

“Semakin banyaknya investor membuat kripto semakin mengglobal. Investor yang berinvestasi pada saham dan properti pun mulai melirik Bitcoin dan kripto sehingga kripto pun semakin lama semakin dipengaruhi oleh peristiwa ekonomi makro di hampir setiap negara di dunia,” ujarnya.

Beberapa sentimen yang dapat berpengaruh ke pasar adalah negara yang menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran seperti El Salvador dan Republik Afrika Tengah, negara yang menolak aset kripto seperti Cina, dan kenaikan suku bunga bank sentral (AS) yang mempengaruhi gerak aset kripto.

"Jika kondisi makroekonomi global sehat, orang-orang cenderung akan memiliki lebih banyak aset dan rajin untuk mengumpulkan portofolio aset digital. Jadi, tidak heran apabila permintaan terhadap aset kripto sejalan dengan harga yang meningkat,” katanya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina