Industri Bergolak, Mastercard & Visa Batal Kembangkan Bisnis Kripto

Iklim regulasi kripto menjadi tidak pasti.

Industri Bergolak, Mastercard & Visa Batal Kembangkan Bisnis Kripto
ilustrasi Kripto (unsplash.com/ Pierre Borthiry Peiobty)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Mastercard dan Visa batal mengembangkan bisnis kripto seiring kondisi industri aset digital yang masih belum jelas ke mana ujungnya. Raksasa pembayaran itu mundur dari inisiatif untuk menggelar kerja sama dengan perusahan aset kripto.

Keduanya telah memutuskan untuk menunda peluncuran produk dan layanan tertentu yang berkaitan dengan aset kripto sampai kondisi pasar dan iklim regulasi membaik, demikian Reuters, Rabu (1/3).

Kondisi industri aset kripto dengan cepat berubah pada tahun lalu. Sejumlah perusahaan seperti FTX dan BlockFI mengalami kebangkrutan. Sentimen tersebut pada gilirannya mengguncang investor dan mendorong pengetatan pengawasan dari regulator.

Juru bicara Mastercard menyatakan perusahaan masih berfokus dalam teknologi blockchain, serta menerapkannya untuk membantu mengatasi masalah saat ini dan membangun sistem yang lebih efisien.

Mundur dari kripto

ilustrasi kripto (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Selama beberapa tahun terakhir, perusahaan pembayaran telah menjajaki upaya untuk mengembangkan aset kripto seiring popularitasnya yang meledak selama Covid-19 merebak. Ada di antara mereka yang bahkan menyatakan bahwa kripto akan menjadi hal besar berikutnya pada sektor keuangan.

Sejumlah perusahaan pembayaran besar telah menggelar kemitraan dengan perusahaan aset kripto, dan bahkan membentuk tim khusus untuk mengeksplorasi teknologi blockchain.

Mastercard, misalnya, bekerja sama dengan pemberi pinjaman crypto Nexo pada April tahun lalu. Melalui kolaborasi itu, perusahaan berencana meluncurkan kartu pembayaran kripto yang diklaim sebagai yang pertama di dunia.

Sementara itu, Visa pada November 2022 memutuskan perjanjian kartu kredit globalnya dengan FTX. Kabar itu muncul hanya sebulan setelah kedua perusahaan mengumumkan kemitraan resmi.

Perusahaan kartu American Express (AXP.N) pada 2021 mengatakan akan mempertimbangkan penggunaan aset kripto untuk menebus poin hadiah pada masa mendatang.

Namun, perusahaan tersebut "tidak melihat kripto menggantikan layanan pembayaran dan pinjaman inti [-nya]," dalam waktu dekat, kata juru bicara AmEx, seraya menambahkan bahwa mereka terus mengeksplorasi kasus penggunaan yang berarti untuk teknologi tersebut.

Menanggapi tren tersebut, Thomas Hayes, Chairman dan Managing Member di Great Hill Capital, berpendapat bahwa perusahaan raksasa pembayaran saat ini terhalang oleh kerangka peraturan aset kripto yang belum jelas.

"Penundaan tidak disebabkan oleh bisnis inti mereka—karena itu tetap kuat. Mereka terkait dengan lingkungan peraturan yang tidak pasti untuk crypto dan permintaan atau minat untuk layanan kripto yang menurun dalam waktu dekat," ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024