Jakarta, FORTUNE – PT Bukalapak.com menyampaikan komitmennnya untuk membantu meningkatkan kapabilitas digital usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia (UMKM) dengan program Spesial Kumpul Juwara (SKJ) melalui Mitra Bukapalapak.
Dalam keterangan kepada media, CEO Buka Mitra Indonesia, Howard Gani, menyatakan Mitra Bukalapak merupakan penggerak utama pertumbuhan kinerja perusahaan dengan bisnis online-to-offline (o2o).
Pada kuartal kedua tahun ini, Mitra Bukalapak berkontribusi 48 persen terhadap Total Processing Value (TPV) perusahaan. Secara nominal, TPV Bukalapak pada April–Mei 2022 mencapai Rp17,7 triliun, atau meningkat 25 persen ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
“Pada akhir Juni 2022, sebanyak 14,2 juta pemilik warung dan UMKM lainnya dari seluruh Indonesia terdaftar sebagai Mitra Bukalapak. Itu meningkat dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021,” kata Gani, Senin (22/8).
Acara kumpul bagi komunitas warung milik Mitra Bukalapak yang bernama komunitas Juwara melibatkan ratusan anggota komunitas untuk berbagi pengetahuan dalam meningkatkan kapabilitas bisnis secara digital.
Dalam dua tahun belakangan, acara tersebut digelar secara daring. Kini, SKJ kembali dilaksanakan secara luring di 9 kota Indonesia. Setelah sukses digelar di Solo, Yogyakarta, Surabaya, acara ini berlanjut di Bandung yang dihadiri oleh hampir 300 anggota komunitas Juwara.
Kapabilitas digital
Dalam acara itu, Mitra Bukalapak berkesempatan untuk mempelajari trik dalam menghadapi persaingan bisnis di era digital, serta mendalami strategi untuk mengoptimalkan fitur di aplikasi Mitra Bukalapak.
Bukalapak juga memperkenalkan fitur terbaru stiker dan GIF gratis yang dapat dipersonalisasi dengan nama warung masing-masing. Pemilik warung dapat menyebarkan informasi seputar layanan warung mereka melalui messaging app dengan mudah.
“Para pemilik warung dapat memaksimalkan layanan Mitra Bukalapak untuk terus menumbuhkan bisnisnya, sementara kami dapat lebih memahami kebutuhan serta pain points mereka dan menjawabnya melalui solusi yang tepat”, kata Gani.
Irman, anggota komunitas Juwara, menyampaikan keputusannya untuk bergabung sebagai Mitra Bukalapak berdasar keinginannya untuk mengurangi risiko kehilangan pendapatan. Sebab, ketika ia berbelanja stok barang harus menutup warungnya.
Namun, kini aktivitas penyetokan barang itu bisa dilakukan secara mudah dan cepat melalui aplikasi Mitra Bukalapak. “Saya jadi bisa melayani lebih banyak pelanggan dan mendapat pemasukan lebih banyak. Dulu saya bisa mendapat sekitar Rp 50 sampai 60 juta per bulan. Sekarang, dengan jualan produk-produk virtual dan barang kebutuhan sehari-hari, saya bisa dapat sampai Rp 200 juta per bulan,” klaim Irman.
Sekretaris perusahaan baru
Sementara itu, dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Bukalapak menyampaikan soal perubahan sekretaris di perusahaan. Direktur Bukalapak, Teddy Oetomo, resmi diangkat sebagai sekretaris perusahaan yang baru.
Direksi perseroan telah menyetujui jabatan baru Teddy Oetomo, serta menggantikan Perdana Aning Saputro terhitung mulai Jumat (19/8).
“Tidak terdapat dampak kejadian, informasi atau, fakta material terhadap kegiatan operasional, hukum kondisi keuangan atau kelangsungan dari perseroan,” demikian bunyi pengumuman tersebut.
Teddy Oetomo menjadi Presiden Bukalapak sejak 2020. Dia meraih gelar Ph.D. dan sarjana di bidang Ekonomi dari University of Sydney.
Sebelum bergabung di perusahaan e-commerce tersebut ia memiliki pengalaman sebagai Head of Intermediary Business di Schroders Indonesia, serta Head of Equity Research di Credit Suisse Indonesia