Keuangan Sulit, Raksasa Teknologi Phillips Pangkas 6.000 Pekerja

PHK karena masalah penarikan produk ventilator.

Keuangan Sulit, Raksasa Teknologi Phillips Pangkas 6.000 Pekerja
Ilustrasi Philips. Shutterstock/oleschwander.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali terjadi di perusahaan teknologi, dan kali ini giliran Phillips dikabarkan bakal memangkas 6.000 pekerjanya di seluruh dunia.

Reuters melansir, Selasa (31/1), raksasa teknologi kesehatan dari Belanda itu mesti mengambil langkah efisiensi karyawan sebagai bagian dari perbaikan kinerja keuangannya. Pasalnya, Phillips terdampak oleh kasus penarikan produk ventilatornya dari pasaran.

Penarikan produk kesehatan itu terjadi tahun lalu, namun perkara tersebut masih berdampak ke perusahaan. Philips mesti kehilangan 70 persen pangsa pasarnya.

Produk ventilator itu ditarik dari pasaran karena bagian busanya menunjukkan risiko penurunan sehingga menjadi beracun dan dikhawatirkan menyebabkan kanker, sebagaimana dilansir dari Business Today.

“Keselamatan pasien akan ditempatkan di pusat organisasi baru,” kata CEO Phillips, Roy Jakobs, yang baru menjabat pada Oktober, dalam keterangan pers.

Sebelumnya, Philips telah mengumumkan soal rencana restrukturisasi. Sebab, perusahaan memperkirakan kebijakan reorganisasi perusahaan—karena masalah penarikan produk—akan menelan biaya US$295,41 juta.

Efisiensi bisnis

Kabarnya, Philips akan menempuh langkah PHK dalam dua tahap. Efisiensi karyawan pertama akan dilakukan tahun ini, sisanya pada 2025.

Kebijakan efisiensi karyawan ini merupakan kali kedua. Sebelumnya, perusahaan tersebut telah memangkas lebih dari 4.000 pekerja tahun lalu. Dengan begitu, secara total PHK menyasar 10.000 pekerja, atau setara dengan 13 persen dari pekerjanya.

“Apa yang kami hadirkan hari ini saya pikir adalah rencana yang sangat kuat untuk mengamankan masa depan Philips. Tantangan yang kami hadapi sangat serius dan kami mengatasinya secara langsung," kata Jakobs kepada wartawan.

Menurutnya, demi meningkatkan profitabilitas sambil berinvestasi dalam keselamatan, perusahaan akan menggulirkan inovasi yang ditargetkan pada "proyek yang lebih sedikit, sumber daya yang lebih baik, dan lebih berdampak".

Di luar itu, perusahaan masih tertantang soal perkara rantai pasokan, kata Jakobs. Hal tersebut diperkirakan berefek pada pertumbuhan penjualan dan margin yang rendah pada kisaran satu digit tahun ini.

Kabar efisiensi Philips menambah daftar PHK perusahaan teknologi. Beberapa perusahaan telah melakukan efisiensi serupa, yakni Google, Microsoft, Amazon. Sejumlah perusahaan tersebut ditengarai tengah memotong biaya untuk bersiap melewati kondisi perekonomian yang lebih sulit.

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

Daftar 10 Saham Sektor Kesehatan di BEI dan Kinerjanya, Cek!
Tarif LRT, MRT & TransJakarta Gratis saat Malam Tahun Baru
Daftar Biaya Ganti Kartu Debit BCA Terbaru, Naik Mulai 2025
Apa itu Overbought dan Oversold dalam Saham? Ini Definisinya
Kurs Rupiah ke Dolar Hari Ini 27 Desember 2024: Melemah 40 Poin
6 Kriteria UMKM Terbaru Menurut Peraturan, Wajib Diketahui