Kinerja Bisnis Jeblok, Snapchat Bakal PHK Ribuan Pegawainya

Saham Snap turun 80 persen sejak awal tahun.

Kinerja Bisnis Jeblok, Snapchat Bakal PHK Ribuan Pegawainya
Smartphone dengan logo layanan pesan instan Snapchat di layar. Shutterstock/Sergei Elagin.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Snap Inc., mengumumkan akan memangkas ribuan karyawannya sebagai langkah restrukturisasi bisnis. Pasalnya, kinerja perusahaan induk media sosial Snapchat ini tengah jeblok.

Rencana efisiensi tenaga kerja ini akan berdampak terhadap 20 persen pegawai Snapchat yang jumlah keseluruhannya mencapai 6.400 orang. Itu berarti PHK akan berdampak ke lebih dari 1.200 pekerja.

Snap dikabarkan telah menyiapkan langkah PHK sejak pekan lalu. Pengurangan jumlah karyawan rencananya akan menyasar sejumlah departemen perusahaan. Misalnya, tim yang bekerja dengan developers untuk membuat gim dan aplikasi mini. Lalu, Zenly, aplikasi pemetaan sosial yang diakuisisi pada 2017. Kemudian, divisi perangkat keras Snap, yang bertanggung jawab atas kacamata AR Spectacles dan drone kamera Pixy.

CEO Snap, Evan Spiegel, mengumumkan kabar PHK ini dalam sebuah pernyataan Rabu (31/8). Dia menyebut perusahaan tengah melakukan restrukturisasi untuk berfokus pada tiga strategi, yakni pertumbuhan komunitas, pertumbuhan pendapatan, dan augmented reality (AR).

"Perubahan sebesar ini selalu sulit, dan kami fokus untuk mendukung anggota tim kami yang pergi melalui transisi ini. Kami sangat berterima kasih atas banyak kontribusi mereka untuk Snap,” ujar Evan.

Kinerja bisnis

Ilustrasi Snapchat. Shutterstock/Diego Thomazini.

Meskipun skala PHK itu signifikan, kabar ini dianggap tidak mengejutkan. Sebab, Snapchat tengah mengalami gejolak dengan harga sahamnya yang terjun bebas mencapai 80 persen sejak awal tahun ini.

Bisnis Snap disebut tidak bernasib baik untuk keluar dari krisis pandemi. Perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu dilanda kekhawatiran resesi. Snap juga terdampak kebijakan Apple soal pelacakan iklan di aplikasi iOS.

Padahal, basis pengguna aplikasi pesan foto itu terus mengalami pertumbuhan. Jumlah pengguna harian Snap mencapai 347 juta, dan dianggap lebih banyak dari platform Twitter. Meski demikian, Snap hanya berhasil meraih laba sekali sejak go public pada 2017.

Kabar PHK Snap menyeruak di tengah kondisi ekonomi yang memburuk dalam beberapa bulan terakhir menyusul peningkatan inflasi dan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat.

Sentimen tersebut memberikan dampak negatif terhadap perusahaan teknologi. Sektor ini dalam beberapa bulan terakhir ramai dengan kabar pembekuan perekrutan, PHK, dan kebijakan efisiensi biaya.

Sejumlah perusahaan teknologi yang menempuh langkah efisiensi ini, seperti platform investasi RobinHood, aplikasi streaming video Netflix, platform aset kripto Coinbase, dan platform media sosial berbasis audio Clubhouse.

Magazine

SEE MORE>
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024

Most Popular

OJK Digeledah KPK, Juru Bicara Buka Suara
Daftar Saham Lo Kheng Hong, Sektor Keuangan hingga Energi!
Kinerja Smartfren Memburuk, Bosnya Ungkap Persaingan yang Makin Berat
Sritex Resmi Pailit Usai Kasasi Ditolak, Berutang Rp26 T
Siapa Pemilik Sritex? Ini Profil dan Perusahaannya
Harga Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Hari Ini, 20 December 2024