Kinerja Melambung, Wir Asia Optimistis Jadi Penguasa Bisnis Metaverse

Laba Wir Asia naik 187,6 persen menjadi Rp34,85 miliar.

Kinerja Melambung, Wir Asia Optimistis Jadi Penguasa Bisnis Metaverse
ilustrasi metaverse (dok.freepik)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Wir Asia Tbk berhasil mencetak kinerja cemerlang pada kuartal ketiga tahun ini dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih signifikan. Perusahaan teknologi itu pun optimistis dapat menjadi pemimpin dalam industri metaverse.

Dalam laporan keuangannya terlihat Wir Asia berhasil meraih pendapatan Rp1,21 triliun, atau meningkat 179,4 persen sepanjang Januari-September tahun ini dari Rp432,26 miliar pada periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Pendapatan itu bertopang pada, terutama, hasil penjualan macam-macam barang via platform yang mencapai Rp939,43 miliar. Setelahnya, Wir Group membukukan pula pendapatan promosi dan iklan via platform Rp97,29 miliar, pengembangan aplikasi perangkat lunak Rp93,72 miliar, konsultasi merek dan IT Rp57,04 miliar, dan komisi transaksi via platform Rp20,10 miliar.

Direktur Utama Wir Asia, Michel Budi Wirjatmo, menyatakan performa positif ini didorong oleh pertumbuhan dan pengembangan secara holistik dari unit bisnis perseroan khususnya DAV dan MindStores. Sejumlah layanan bisnis itu menyediakan platform berbasis teknologi, yakni Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR), Artificial Intelligence (AI), untuk kebutuhan transaksi commerce dan media periklanan.

“Pertumbuhan unit-unit bisnis perseroan tersebut juga dikatalisasi oleh terealisasinya rencana bisnis yang dijalankan perseroan pasca IPO,” ujar Michel dalam pernyataan yang dikutip Jumat (4/11).

Wir Asia resmi melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) pada April tahun ini. Kala itu, perusahaan berkode WIRG ini menetapkan harga penawaran Rp168 per lembar. Namun, berdasarkan data BEI, harga saham perusahaan itu telah naik menjadi Rp250 per lembar.

Laba meningkat

ilustrasi metaverse (freepik.com/pikisuperstar)

Sepanjang kuartal ketiga tahun ini, WIRG senantiasa konsisten dalam merealisasikan strategi pertumbuhan dan pengembangan unit-unit bisnis perusahaan, kata Michel. Buktinya, laba perseroan melejit 186,7 persen secara tahunan menjadi Rp34,85 miliar.

Menurutnya, komitmen perusahaan dalam menjaga profitabilitas tecermin pada margin laba bersih secara konsolidasian dalam sembilan bulan pertama tahun ini yang mencapai 3,1 persen, dan diklaim tak jauh berbeda dari level 3,2 persen pada periode sama tahun sebelumnya.

“Kami meyakini bahwa dengan strategi yang kami jalankan saat ini, kami dapat menjaga inovasi dan tren pertumbuhan perseroan serta tetap menjadi pemimpin dalam industri teknologi berbasis AR, VR, dan AI,” ujarnya.

Kas dan setara kas WIRG juga melambung 1.536,3 persen menjadi Rp137,72 miliar, sedangkan asetnya mencapai Rp778,52 miliar, atau naik 199,1 persen dari Rp260,27 miliar pada Desember tahun lalu.

WIR Asia menyatakan diri sebagai salah satu pelopor perusahaan berbasis AR di Asia Tenggara. Perusahaan itu telah mendapatkan 5 (lima) paten global untuk AR yang teregistrasi pada Patent Cooperation Treaty (PCT)

Sejak 2009, perseroan telah menyelesaikan ribuan proyek dan melayani lebih dari 20 negara termasuk di antaranya Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, Nigeria, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Myanmar.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil