Jakarta, FORTUNE – Elon Musk dikabarkan bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan Tesla secara besar-besaran. Perusahaan kendaraan listrik itu ditengarai tengah dalam kondisi sulit menyusul penurunan permintaan serta ancaman resesi.
Situs web transportasi Electrec, Rabu (21/12), melansir informasi bahwa manajemen Tesla telah memberikan konfirmasi mengenai kabal memilukan tersebut. Rencananya, pemangkasan pekerja akan dilakukan pada kuartal pertama tahun depan. Pada saat bersamaan, perusahaan otomotif ini akan menerapkan pembekuan perekrutan pekerja baru.
Kabar PHK Tesla ini terjadi setelah perusahaan mengambil langkah serupa Juni lalu. Pabrikan tersebut menutup lowongan pekerjaaan bagi karyawan baru, dan memangkas sekitar 10 persen dari total pekerjanya.
Kala itu, CEO Tesla, Elon Musk, beralasan PHK ini merupakan respons terhadap situasi ekonomi terkini. Elon mengatakan “perasaannya sangat buruk” tentang kinerja ekonomi.
Namun. rencana Tesla menyetop perekrutan pekerja baru agaknya tidak begitu jelas. Pasalnya, perusahaan itu sebelumnya telah berniat untuk melakukan ekspansi di beberapa lokasi manufaktur.
Kinerja bisnis
Kabar PHK menyeruak di tengah isu penurunan harga saham Tesla. Data dari Google Finance menunjukkan saham perusahaan otomotif itu dalam setahun terakhir (YoY) turun 64,8 persen menjadi US$125,35.
Padahal, kinerja keuangan Tesla tengah dalam tren positif, seperti bisa ditengok dari raihan labanya pada kuartal ketiga tahun ini yang melejit 103 persen menjadi US$3,29 miliar. Sedangkan, kas dan setara kas perusahaan mencapai US$21,11 miliar.
Menurut laman Business Today, Elon tahun lalu menjual saham Tesla yang bernilai nyaris US$40 miliar terutama untuk membiayai akuisisi Twitter yang bernilai US$44 miliar. Namun, orang terkaya dunia versi Forbes itu berjanji takkan melepas saham Tesla lagi selama sekitar dua tahun.
Dalam sebuah diskusi di Twitter Spaces, Elon memperkirakan perekonomi pada tahun depan akan berada dalam "resesi serius", dan permintaan terhadap barang mahal akan menyusut.
Di sisi lain, saham Tesla juga terpukul ditengarai karena permintaan mobil listrik yang melandai. Perusahaan otomotif itu bahkan dilaporkan mulai menawarkan diskon sementara dan tunjangan pada kendaraannya.
Bagaimanapun, Tesla tidak sendirian dalam menerapkan PHK. Beberapa perusahaan lain, termasuk Goldman Sachs dan Cisco, telah mengumumkan putaran PHK yang akan datang akhir-akhir ini untuk mengantisipasi perubahan ekonomi makro pada awal 2023.