Mengenal Indikator Crypto Fear & Greed Index: Arti & Manfaat

Indikator menunjukkan persepsi pelaku pasar.

Mengenal Indikator Crypto Fear & Greed Index: Arti & Manfaat
Ilustrasi perdagangan kripto yang melorot. Shutterstock/Insta_Photos
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Investor yang hendak mengambil keputusan investasi aset kripto, baik itu menjual atau membeli, sebaiknya menengok terlebih dahulu kondisi pasar termasuk persepsi para pelaku pasar. Dalam hal ini, indikator Crypto Fear and Greed Index dapat menjadi acuan.

Indikator tersebut disusun dengan premis bahwa investor aset kripto sangat emosional. Orang cenderung serakah saat kondisi pasar naik, dan mengakibatkan munculnya perasaan takut tertinggal akan sesuatu (Fear of Missing Out/FOMO).

Investor ataupun trader juga sering bertindak irasional ketika melihat harga aset kriptonya masuk dalam zona merah. Maka, indeks Crypto Fear and Greed ini bisa membantu investor untuk tidak terjebak dalam dua reaksi emosional tadi.

Dalam indikator tersebut, terdapat dua asumsi sederhana. Pertama, ketakutan ekstrem bisa menjadi pertanda bahwa investor terlalu khawatir. Itu lantas bisa menjadi peluang pembelian. Kedua, ketika investor menjadi terlalu serakah, pasar disinyalir mengalami koreksi.

Menurut laman Pintu, Crypto Fear and Greed Index dibuat oleh situs web Alternative.me yang mengacu dari Fear and Greed Index CNN Money yang digunakan untuk menganalisis pasar saham.

Indikator sama dapat digunakan untuk mengukur sentimen investor terhadap pasar. Indeks ini berisi data yang dapat mengungkapkan apakah pasar sedang naik (bullish) atau turun (bearish), sebagaimana dilansir dari laman Zipmex.

Indeks penyusun

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Pedrosek

Dalam menyusun indikator Crypto Fear and Greed Index, laman Alternative.me memanfaatkan sejumlah metrik, mulai dari urusan volatilitas hingga tren. Berikut penjelasan masing-masing metrik sebagaimana dilansir dari laman Zipmex.

  • Volatilitas. Naik-turunnya sebuah aset kripto dan penarikan maksimumnya dengan nilai rata-rata 30–90 hari terakhir. Jika terjadi kenaikan tajam volatilitas, maka disinyalir pasar sedang dalam kondisi ketakutan.
  • Momentum pasar. Metrik ini menggabungkan volume pasar dan momentum saat ini dan membandingkannya dengan rata-rata 30–90 hari terakhir. Ketika indikator tersebut menguat, tersirat bahwa kondisi pasar tengah meningkat.
  • Media sosial. Interaksi, termasuk unggahan, balasan, dan tagar, di Twitter yang meningkat tajam dalam waktu singkat mengindikasikan pasar cenderung serakah.
  • Survei. Terdapat survei mingguan untuk melihat persepsi investor individu tentang pasar.
  • Dominasi. Indikator ini mengukur berapa banyak kapitalisasi pasar yang diambil sebuah aset kripto dari pangsa seluruh kapitalisasi pasar aset kripto. Asumsinya, semakin besar dominasi aset koin tersebut, maka semakin sedikit spekulasi yang ada untuk aset kripto lainnya. Itu bisa jadi menandai penurunan di antara investor.
  • Tren. Ini merujuk kepada tren pencarian Google.

Cara kerja indikator

Crypto Fear & Greed Index. Dok/Alternative.me.

Menurut laman Alternative.me, Crypto Fear and Greed Index memiliki jangkauan skor 0–100. Angka nol menunjukkan kondisi pasar “ketakutan ekstrem”. Sedangkan, skor 100 memperlihatkan situasi pasar dalam “keserakahan ekstrem”. Indikator tersebut dibuat dalam kerangka waktu harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.

Extreme Fear didefinisikan pada skor 0–24, kemudian level Fear 25–49. Apabila indikator berada pada kisaran angka 50, dapat dianggap netral. Namun, ketika nilai indikator 51–74, terdapat Greed di pasar, meningkat menjadi Extreme Greed dengan skor lebih dari 75, sebagaimana dilansir laman Zipmex.

Posisi indeks yang berada di Extreme Fear menyiratkan banyak pelaku pasar yang menjual dan menurunkan harga. Kondisi tersebut dapat menjadi peluang beli yang baik.

Skor Fear menunjukkan bahwa pasar undervalued dan oversupply, yang pada gilirannya dapat menjadi sinyal tepat untuk membeli.

Jika indeks berada pada Extreme Greed, diperkirakan terjadi FOMO di pasar. Itu menyiratkan peluang untuk mengambil keuntungan dengan menjual pada harga tertinggi pasar. Namun, investor perlu berhati-hati menggunakan indikator ini untuk memutuskan apakah akan membeli atau menjual.

Menurut laman Pintu, jika muncul keserakahan, harga suatu aset kripto dinilai terlalu tinggi dan mungkin berada dalam kondisi bubble. Hal ini dapat menjadi pertanda bahwa periode pasar yang bullish dapat segera berakhir.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024