Menyusul Google & Microsoft, Spotify Bakal Pangkas Ratusan Karyawan

Spotify masih membukukan rugi bisnis.

Menyusul Google & Microsoft, Spotify Bakal Pangkas Ratusan Karyawan
Ilustrasi Spotify. Shutterstock/Fabio Principe
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Spotify menjadi perusahaan terbaru yang mengumumkan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah kelesuan perekonomian global. Perusahaan penyedia aplikasi streaming musik itu menyatakan PHK merupakan bagian dari restrukturisasi organisasi.

The Verge melansir, Minggu (23/1), bahwa kebijakan efisiensi termaktub dalam pernyataan CEO Spotify, Daniel Ek, melalui memo kepada karyawannya. Dalam pengumumannya, Daniel menyinggung rencana perseroan untuk memecat sekitar 6 persen pekerjanya secara global.

Perusahaan teknologi itu memiliki lebih dari 9.800 karyawan berdasarkan laporan keuangan terakhir. Itu berarti PHK akan menyasar sekitar 600 staf.

“Sebagai bagian dari upaya ini, dan untuk menyesuaikan biaya kami, kami telah membuat keputusan yang sulit, namun perlu untuk mengurangi jumlah karyawan kami,” ujarnya.

Daniel menyatakan karyawan yang terkena efisiensi menerima pesangon rata-rata lima bulan. Selama periode tersebut, perusahaan masih akan menanggung biaya perawatan kesehatan pekerja terdampak.

Perampingan organisasi

ilustrasi Spotify (unsplash.com/Fath)

Perusahaan mengambil kebijakan PHK sebagai bagian dari upaya perampingan organisasi, kata Daniel. Dia menyatakan ini agar Spotify meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan mempercepat pengambilan keputusan.

“Seperti banyak pemimpin lainnya, saya berharap untuk bisa bertahan dari angin kencang pandemi. Saya percaya bahwa bisnis global perusahaan yang luas memiliki risiko yang lebih rendah terhadap dampak perlambatan iklan,” tulis Daniel. “[Tapi] kalau dipikir-pikir, saya terlalu ambisius dalam berinvestasi sebelum pertumbuhan pendapatan kami.”

Meski Spotify adalah layanan streaming musik terbesar di dunia, perusahaan itu secara historis cenderung berfokus pada pertumbuhan alih-alih keuntungan. Dalam beberapa tahun terakhir, Spotify telah banyak berinvestasi ke dalam siniar, dan baru-baru ini memperkuat layanan audio book.

Perusahaan tersebut memiliki 195 juta pelanggan premium dan 456 juta pengguna aktif bulanan, menurut laporan keuangan terakhirnya. Dari sisi kinerja, Spotify membukukan kenaikan pendapatan 21 persen (yoy) menjadi US$3,3 miliar. Namun, perusahaan itu membukukan rugi operasi pada periode sama sebesar US$248 juta.

Menurut BBC, pengumuman Spotify datang pada saat perusahaan teknologi menghadapi penurunan kinerja setelah dua tahun mengalami pertumbuhan yang didorong oleh pandemi COVID-19. Di saat krisis, perusahaan teknologi justru melakukan perekrutan karyawan secara agresif.

Pekan lalu, Alphabet, perusahaan induk dari Google, mengatakan akan memecat sekitar 12.000 karyawan. Sedangkan, Microsoft melakukan PHK terhadap 10.000 karyawannya, dan Amazon memecat sekitar 18.000 pekerja.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Perkuat Kualitas Calon Emiten IPO, OJK Siapkan Sejumlah Langkah Ini
Merger Honda-Nissan Tertunda, Mimpi Raksasa Baru Mobil Jepang Kandas ?
BPS: Produksi Beras Januari–Maret 2025 Bisa Capai 8,67 Ton
10 Tren Bisnis 2025 yang Menguntungkan dan Potensial
Main Saham Halal atau Haram? Ini Menurut Fatwa MUI
19 Perusahaan dalam Pipeline IPO, 18 di Antaranya Beraset Jumbo