Meski AS-Cina Memanas, Microsoft Gandeng Bytedance Bangun Proyek AI

Proyek AI ini dilabeli KubeRay.

Meski AS-Cina Memanas, Microsoft Gandeng Bytedance Bangun Proyek AI
Ilustrasi Kecerdasan Buatan. Shutterstock/Elnur
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan teknologi Microsoft bekerja sama dengan raksasa media sosial Bytedance dalam proyek kecerdasan buatan. Kemitraan ini terjadi di tengah hangatnya hubungan antara Amerika Serikat dan Cina.

Microsoft dan Bytedance berambisi membantu perusahaan dalam menjalankan aplikasi AI secara lebih efisien via proyek KubeRay.

Aplikasi berbasis perangkat lunak itu akan ikut mendukung aplikasi AI yang berjalan pada banyak komputer atau komputasi terdistribusi, demikian laporan Tech Times, dikutip Senin (29/8).

Bukan kali ini saja Microsoft dan Bytedance terlibat dalam hubungan bisnis. Pada 2020, raksasa perangkat lunak itu berupaya untuk mengakuisisi platform video pendek TikTok dari Bytedance. Langkah tersebut merupakan perintah dari Presiden AS, Donald Trump, yang kala itu mengancam akan melarang TikTok karena alasan keamanan.

Setahun berselang, CEO Microsoft, Satya Nadella, mengatakan kesepakatan akuisisi yang gagal itu sebagai "hal paling aneh" yang pernah dia kerjakan.

Persaingan AS dan Cina

Ilustrasi artificial intelligence. (Pixabay/KELLEPICS)

Kemitraan ini mencolok karena terjadi di tengah pergulatan sengit pemerintah AS dan Cina dalam membangun proyek AI. Sebelumnya, baik AS maupun Cina telah menunjukkan komitmennya dalam merintis teknologi tersebut.

Menurut Asia Times, mantan CEO Google, Eric Schmidt, sempat sesumbar bahwa Cina tidak dapat mengalahkan AS dalam soal teknologi AI. Negeri di Asia Timur itu disebut hanya akan menjadi pesaing terdekat.

Meski demikian, jumlah pakar yang menanggap Cina sebagai pesaing ketat AS juga tak sedikit. Apalagi Cina berhasil membangun aplikasi keamanan nasional berbasis AI yang canggih.

Di sisi lain, persaingan AS dan Cina sehubungan dengan AI dan kekayaan intelektual ini telah dikhawatirkan akan berdampak ke masalah keamanan dan privasi.

Microsoft maupun TikTok telah lama serius mengembangkan AI. Perusahaan besutan Bill Gates itu memiliki laboratorium penelitian di Cina dan memanfaatkan akademisi lokal untuk mengembangkan kecerdasan buatan.

Sementara, ByteDance telah terjun ke berbagai proyek open source AI. Pada 2020, induk dari TikTok ini meluncurkan NeuroST, perangkat lunak yang menyediakan fitur terjemahan percakapan. Tahun lalu Bytedance merilis CloudWeGo, aplikasi open-source untuk kepentingan perusahaan.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya