Meta Rilis AI Generatif Di Platformnya, Apa Istimewanya?

Meta ingin membantu brand membuat iklan secara bebas.

Meta Rilis AI Generatif Di Platformnya, Apa Istimewanya?
Meta. (Pixabay/KNFind)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Raksasa teknologi Amerika Serikat belakangan ramai menggulirkan inisiatif yang berkenaan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Kali ini, giliran Meta yang meluncurkan mesin AI berbasis model generatif di aplikasinya.

Laman Decrypt melansir, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp itu akan mengadopsi AI generatif untuk membantu brand dalam mengembangkan iklan.

Perikalanan sebenarnya telah menjadi pendapatan utama bagi Meta. Namun, perusahaan itu sepertinya berambisi untuk meningkatkannya dengan membantu brand yang beriklan di aplikasi perseroan lewat AI.

"[Brand dapat] meminta AI, 'Buat gambar untuk perusahaan saya yang berfungsi untuk audiens yang berbeda.' Dan itu dapat menghemat banyak waktu dan uang,” kata CTO Meta Andrew Bosworth kepada Nikkei Asia, Rabu (5/4).

Menurutnya, AI generatif berpotensi membantu brand membuat iklan secara lebih baik, dan hemat biaya, serta dapat menjangkau berbagai jenis pengguna.

Meta mengharapkan untuk melihat progress dari upaya AI generatif tersebut pada tahun ini. “Kami baru saja membuat tim baru, tim AI generatif, beberapa bulan lalu; mereka sangat sibuk. Ini mungkin area yang paling sering saya habiskan, serta Mark Zuckerberg dan [Chief Product Officer] Chris Cox, ” tambahnya.

Inisiatif Meta

Ilustrasi belanja iklan. (Shutterstock/BestforBest)

Dikutip dari Tech Crunch, CEO Meta Platform, Mark Zuckerberg, pada Februari mengumumkan tim baru perusahaan yang berfokus pada AI, yang dipimpin oleh Chief Product Officer (CPO), Chris Cox.

Sementara, dalam konferensi pers kinerja Q4/2022 beberapa waktu lalu, Zuckerberg menyebytkan bahwa fokus perusahaan pada tahun ini adalah menjadi organisasi yang lebih kuat dan lincah. Dia bahkan menggarisbawahi bahwa 2023 ini merupakan tahun efisiensi.

Dengan begitu, Meta tampaknya ingin menjajaki sejumlah cara untum menghasilkan pendapatan. Dan, AI generatif tampaknya menjadi salah satu percobaan Meta.  

Pun demikian, Meta sebenarnya pada tahun lalu telah meluncurkan aplikasi chatbot-nya sendiri, yang disebut Galactica. Namun, perusahaan menariknya dari internet hanya tiga hari setelah peluncuran, menurut laporan The New York Times. Hampir bersamaan dengan itu, ChatGPT, chatbot besutan OpenAI, baru saja meluncur, dan langsung mendapat popularitas.

"Kami telah berinvestasi dalam kecerdasan buatan selama lebih dari satu dekade, dan memiliki salah satu lembaga penelitian terkemuka di dunia," kata Bosworth. Dia mengatakan bahwa Meta memiliki "organisasi penelitian besar" dengan ratusan karyawan, perusahaan "sangat yakin" untuk menjadi yang terdepan.

Meta menambah daftar perusahaan teknologi yang mengembangkan AI. Microsoft, misalnya, belum lama ini menyematkan aplikasi chatbot dari teknologi ChatGPT ke dalam platform pencariannya. Sementara itu, Google merilis AI generatif di platform Worksplace, seperti Docs dan Gmail.

Related Topics

MetaKecerdasan Buatan

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

Profil Rahmat Shah, Pengusaha Sukses dan Ayah Raline Shah
Berapa Harga 1 Lot Saham BBRI? Ini Rincian dan Kinerjanya
Profil Pemilik Kopi Tuku, Rintis Usaha dari Tugas Kuliah
4 Sosok Konglomerat Pengendali Saham CBDK usai Debut IPO
Layanan Marketplace Bukalapak Tutup, Dampak dari Predatory Pricing
Hashim Djojohadikusumo Beli Induk WIFI, Saham Sentuh ARA