Gara-gara Pasar Tak Bergairah, Platform Coinbase Rugi US$1,1 Miliar

Tapi, jumlah penggunanya masih 9 juta.

Gara-gara Pasar Tak Bergairah, Platform Coinbase Rugi US$1,1 Miliar
Ilustrasi Coinbase. Shutterstock/rarrarorro
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Tren koreksi harga aset kripto telah memberikan dampak negatif terhadap kinerja keuangan Coinbase Global. Pada kuartal kedua tahun ini, platform perdagangan kripto dari Amerika Serikat tersebut rugi US$1,1 miliar.

Padahal pada kuartal sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) Coinbase bisa untung US$1,61 miliar, lansir Fortune.com (10/8). Catatan ini akhirnya melanjutkan kerugian pada kuartal pertama 2022 yang mencapai US$430 juta.

Coinbase dianggap kena dampak koreksi harga aset digital dalam waktu lama yang lazim disebut musim dingin kripto. Saat ini, kapitalisasi pasar aset kripto hanya US$1 triliun, jauh dari pergerakan pada awal tahun yang mencapai lebih dari US$2 triliun (year-to-date).

“Pergerakan pasar yang dramatis mengubah perilaku pengguna dan volume perdagangan, yang berdampak pada pendapatan transaksi,” demikian pernyataan Coinbase dalam surat kepada pemegang saham.

Pendapatan Coinbase pada kuartal kedua turun sekitar 60 persen menjadi lebih dari US$800 juta, meleset dari ekspektasi analisis pada level US$850-an juta. Di sisi lain, total aset platform pertukaran aset kripto ini anjlok 63 persen menjadi US$96 miliar.

“Penurunan saat ini datang dengan cepat dan hebat,” demikian Coinbase, seraya menambahkan kondisi pasar aset kripto yang melorot bakal berlanjut sampai kuartal ketiga 2022.

Strategi Coinbase

Ilustrasi perdagangan aset kripto. Shutterstock/Irina Budanova

Satu-satunya prestasi Coinbase adalah jumlah pengguna, yang relatif stabil pada 9 juta. Perusahaan memperkirakan sepanjang tahun ini pengguna transaksi bulanan rata-rata berkisar 7-9 juta orang.

“Di musim dingin kripto, tema besarnya adalah diversifikasi terus berlanjut, seperti melalui staking dan pendapatan bunga.” kata Owen Lau, analis di Oppenheimer & Co.

Menurut laporan Fortune.com, pendapatan Coinbase dari dua sektor utama, yakni bisnis perdagangan ritel dan institusi serta layanan penyimpanan dan lain-lain, turun tajam. Satu-satunya yang tumbuh hanya dari pendapatan bunga. 

Platform pertukaran ini juga mesti meyakinkan investor karena sejumlah kasusnya. Misalnya, Coinbase tengah diselidiki oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) lantaran diduga mencatatkan sekuritas secara ilegal. Reputasi platform ini juga tercoreng usai Departemen Kehakiman menangkap seorang mantan manajer produk atas kasus insider trading bulan lalu.

Menanggapi pertumbuhan kinerja lemah, CEO Coinbase, Brian Armstrong, sempat menyatakan perusahaan bakal melakukan PHK terhadap lebih dari 1.100 karyawan, atau setara dengan 18 persen dari tenaga kerjanya.

Perusahaan sempat mendapatkan sentimen positif ketika mengumumkan kerja sama dengan raksasa investasi BlackRock. Kemitraan ini akan memudahkan perusahaan untuk menguasai bisnis aset kripto. Kabar ini membuat harga saham Coinbase sempat melonjak lebih dari 20 persen.

Mengutip Google Finance, saham Coinbase sejak awal tahun (year-to-date/ytd) telah terkoreksi mencapai 65,07 persen, sedangkan dalam setahun turun 67,49 persen.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina