Pasar NFT Ambruk, Volume Perdagangan di OpenSea Melorot 99%

OpenSea tak khawatir terhadap volatilitas pasar NFT.

Pasar NFT Ambruk, Volume Perdagangan di OpenSea Melorot 99%
ilustrasi OpenSea (unsplash.com/ PiggyBank)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – OpenSea mengalami penurunan volume perdagangan NFT seiring kondisi pasar sedang kehilangan gairahnya. Kejatuhan nilai aset digital ini seiring dengan tren bearish di pasar aset kripto.

Fortune.com melansir, Kamis (1/9), jumlah transaksi NFT di OpenSea akhir pekan lalu hanya US$9,34 juta atau turun 99 persen jika dibandingkan dengan rekor perdagangannya pada Mei yang US$2,7 miliar.  

Menurut laporan DappRadar, lokapasar aset digital terbesar di dunia itu hanya memiliki 24.020 pengguna atau turun sekitar sepertiga ketimbang puncak tertinggi perdagangan pada Mei.

Berdasarkan analisis Dune yang dikutip oleh cointelegraph, volume transaksi OpenSea secara bulanan terkoreksi 90 persen dari rekor US$4,85 miliar pada Januari 2022. 

Volume transaksi serta pengguna OpenSea yang turun ini menunjukkan nilai dan minat pada NFT yang melorot dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, Juru Bicara OpenSea, dalam sebuah surat elektronik kepada Fortune.com, menyatakan perusahaan tak setuju dengan metodologi DappRadar, yakni membandingkan puncak tertinggi perdagangan dengan level terendah.

“Kami memainkan permainan panjang karena kami melihat apa yang mungkin terjadi. Jadi, kami tidak terlalu khawatir dengan volatilitas jangka pendek,” demikian keterangan resmi OpenSea.

Seiring pasar kripto

NFT Bored Ape 4873 dilihat dari layar smartphone. Shutterstock/Mundissima

Tren koreksi volume perdagangan di pasar NFT ini bertepatan dengan kejatuhan harga aset kripto. Bitcoin, misalnya, telah turun 57 persen sejak awal tahun. Sedangkan, Ethereum terkoreksi 59 persen pada periode sama.

Harga dasar sejumlah NFT blue chip juga tercatat merosot. Ambil misal Bored Ape Yacht Club (BAYC) yang turun 53 persen menjadi sekitar US$110.000. Contoh lain koleksi NFT populer yakni Cryptopunks yang terkoreksi 19 persen dari puncaknya pada Juli.

Di sisi lain, kondisi pasar aset kripto jeblok ini telah mengakibatkan investor ritel terguncang. Menurut studi Pew Research Center, 46 persen investor aset kripto Amerika Serikat menyatakan bahwa imbal hasil investasi mereka meleset jauh dari harapan.

Meski aset kripto telah populer setahun terakhir, menurut survei sama, hanya 16 persen orang dewasa AS yang berinvestasi di kelas aset tersebut. Persentase itu hampir sama dengan investor yang menyatakan hal serupa pada September tahun lalu.

Menurut Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, kondisi pasar aset kripto saat ini secara keseluruhan belum stabil. Dia menyebut investor belum percaya diri untuk melakukan akumulasi di tengah sentimen ekonomi negatif.

“Investor masih diliputi kecemasan The Fed yang kemungkinan besar akan mengerek suku bunga acuan dengan agresif setelah data pekerja AS melemah," katanya dalam keterangan kepada media, Rabu (31/8). 

Related Topics

OpenSeaNFTAset Kripto

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024