Jakarta, FORTUNE – Pemerintah provinsi Jawa Barat menggelar kerja sama dengan startup GudangAda untuk membantu digitalisasi 15.000 koperasi. Kemitraan ini demi membantu usaha kecil dan menengah (UKM) Jabar memiliki daya saing di era digital.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), UKM Jabar memiliki andil usaha dengan persentase 50 persen dari total usaha yang ada. Bahkan, kontribusi sektor ini terhadap perekonomian Jabar mencapai 60 persen.
Gubenur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyatakan koperasi Jabar bertambah setiap tahunnya. Menurutnya, sektor ini mendesak untuk dilakukan modernisasi, terlebih seiring perubahan pola perilaku masyarakat.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan mestinya UKM tidak sekadar masuk ke platform digital, tetapi sanggup berkembang secara baik di dalam ekosistem digital.
“Lewat keberadaan solusi digital GudangAda, segenap mitra Koperasi Jawa Barat bisa mendapatkan keunggulan kompetitif untuk bersaing dengan pelaku usaha lain di industri,” kata Kang Emil dalam keterangan resmi dikutip Kamis (22/9).
Kerja sama ini dalam rangka mendukung program UKM Jabar Juara 2022 oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat, katanya, Pemprov Jabar menargetkan sebanyak 4.000 UMKM akan tergabung ke dalam program tersebut.
“Melalui kolaborasi antara GudangAda dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, diharapkan manfaat digitalisasi bisa dirasakan secara menyeluruh dan merata,” ujarnya.
Upaya GudangAda
GudangAda merupakan aplikasi penyedia layanan ekosistem business-to-business. Perusahaan rintisan ini memungkinkan mitra koperasi mendapat pelbagai produk dengan harga kompetitif, cara praktis, serta layanan distribusi barang melalui GudangAda Logistik.
Menurut CEO GudangAda, Stevensang, perusahaan menghadirkan dua aplikasi terintegrasi, yakni GudangAda dan GundangAda Solusi, demi mendorong digitalisasi koperasi Jabar.
Aplikasi GudangAda memungkinkan untuk menghubungkan pedagang UKM dengan beragam potensi bisnis di dalam sebuah lokapasar digital. Itu kemudian terintegrasi dengan aplikasi GudangAda Solusi yang membantu UKM dalam pengelolaan bisnis, mulai dari manajemen stok dan harga, laporan transaksi jual beli, laporan laba rugi, dan lain-lain.
“Sebagai mitra pertumbuhan UKM, GudangAda tak hanya menghadirkan solusi digital terlengkap, melainkan beragam program edukasi demi memastikan mitra koperasi dan UKM dapat memanfaatkan solusi digital secara optimal dan sesuai dengan kebutuhan skala bisnis,” ujar StevenSang.
Dia lantas menyatakan kehadiran GudangAda diharapkan mampu membuat bisnis UKM Jabar lebih efisien. Di sisi lain, menurut StevenSang, perseroan juga membuka peluang untuk bekerja sama dengan pemerintah provinsi lain dalam membantu UKM masuk ke ekosistem digital.
GudangAda, yang berdiri sejak 2019, mengeklaim telah bermitra dengan lebih dari 1 juta pedagang dan produsen merek di seluruh Indonesia. Layanannnya, yang mencakup B2B Marketplace, GudangAda Logistik dan GudangAda Solusi, telah tersedia di lebih dari 500 kota di Indonesia
Startup tersebut didukung oleh investor global, yakni Sequoia Capital India, Alpha JWC Ventures, Wavemaker, Asia Partners, Falcon Edge, dan Pavilion Capital. Total pendanaan GudangAda diklaim telah mencapai US$135 juta.